Pages

Sahabatku

Rabu, 16 Januari 2013




BAGIAN I
IDENTITAS BUKU DAN RINGKASAN BUKU
A.   IDENTITAS BUKU 
BUKU PERTAMA
         Judul Buku : Ilmu Komunikasi
         No. ISBN 979-514-993-8
         Pengarang : Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.
         Penerbit : ROSDA
         Tahun Terbit : 2010
         Cetakan : 14
         Tebal Buku : 466 halaman
         Bahasa teks : Bahasa Indonesia dan diselingi dengan Bahasa Inggris


            Buku ini ditulis oleh Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. memiliki judul Komunikasi yang melukiskan segudang pengetahuan dan pengalamannya ini merupakan terobosan baru dalam penulisan buku teks ilmu sosial – khususnya ilmu komunikasi – di Indonesia dan menunjukkan kapasitasnya sebagai ilmuwan bertaraf internasional. Deddy Mulyana dilahirkan pada 28 Januari 1958, di Bandung. Menyelesaikan pendidikan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad (1981), memperoleh gelar M.A. dari Departemen of Communication Studies, Northern Anthropology and Sociology, Manash University, Australia (1996). Ia pernah terpilih sebagai Mahasiswa Teladan Unpad tahun 1981, dan pada tahun yang sama terpilih sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional, memperoleh penghargaan sebagai Excellent Fulbright Student dari Department of Communication Studies NIU tahum 1986, dan terpilih sebagai Dosen Berprestasi Unpad tahun 2004. Berkat prestasi dan komitmen akademiknya, Deddy akhirnya menjadi Guru Besar Unpad sejak 1 Februari 2003–sebuah jabatan puncak bagi seorang akademisi–dalam usia relatif muda (45 tahun). Produktivitas menulisnya luar biasa: ratusan artikel populer dan ilmiah, lebih dari 80 cerpen (beberapa di antaranya adalah terjemahan), dua cerita bersambung untuk anak-anak, dan sekitar 50 puisi, tersebar dalam berbagai surat kabar, majalah, dan jurnal berbahasa Indonesia dan Inggris, antara lain: Pikiran Rakyat, Kompas, Republika, Media Indonesia, Pantau, Jurnal ISKI, Sosiohumaniora, Indonesia Times, Jakarta Post, Australasian Muslim Times dan Insight.
            Deddy juga telah menghasilkan sekitar 30 buku, beberapa di antaranya adalah terjemahan. Buku-bukunya yang telah terbit antara lain: Nuansa-Nuansa Komunikasi: Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer (1999), Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (2001), Komunikasi Jenaka: Parade Anekdot, Humor & Pengalaman Konyol (2002), Islam di Negri Paman Sam: Refleksi Seorang Muslim Indonesia di Amerika (2003), Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintasbudaya (2004), Komunikasi Populer: Kajian Komunikasi dan Budaya Kontemporer (2004), Senja di San Fransisco: Parade Cerpen Islami (2004), Santri-Santri Bule: Kesaksian Muslim Eropa, Amerika, dan Australia (2004), (terjemahan) Komunikasi Bisnis Lintas Budaya (2004), (terjemahan) A Journey to Islam: Pengembaraan Seorang Muslimah Australia (2004), Bidadari Kerudung Biru (2005), dan Islam Itu Indah: Renungan dan Pengembaraan Rohani Guru Besar Komunikasi (2006).
            Deddy juga memberi pengantar dan menjadi kontributor sejumlah buku yang ditulis dan disunting pihak lain antara lain: Analisis Framing karya Erianto (2002), Islam dan Etika Komunikasi karya Solatun (2004) dan Bangsa Indonesia Terjebak “Perang Modern” yang diterbitkan Seskoad (2004). Deddy pernah menjadi Ketua Delegasi Indonesia dalam Program Kapal Pemuda Asia Tenggara dan Jepang tahun 1982 dan Presiden Monash University Islamic Society (MUIS) tahun 1992-1993.
            Belakangan, Deddy menjadi salah satu tokoh yang disenaraikan dalam buku Apa Siapa Orang Sunda (2003) yang disunting Ajip Rosidi, dilukiskan sebagai ikon terkini ilmu komunikasi di Indonesia.
            Buku ini diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya, cetakan keempatbelas edisi revisi 2010, buku ini berjumlah 466 halaman dengan paduan warna sampul, biru. Buku ini terdiri atas 7 BAB, masing-masing tiap bab membahas hal yang berbeda. Adapun isi-isi dari tiap bab buku ini ialah:
1.      Bab 1 membahas tentang fungsi-fungsi komunikasi, hal-3
2.      Bab 2 membahas tentang hakikat, definisi, dan konteks komunikasi, hal-45
3.      Bab 3 membahas tentang prinsip-prinsip komunikasi, hal-91
4.      Bab 4 membahas tentang model-model komunikasi, hal-131
5.      Bab 5 membahas tentang inti komunikasi, hal-179
6.      Bab 6 membahas tentang komunikasi verbal, hal-259
7.      Bab 7 membahas tentang komunikasi nonverbal, hal-341

BUKU KEDUA
         Judul Buku : Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi
         No. ISBN 979-414-651-X
         Pengarang : Prof. Onong Uchjana Effendy., M.A.
         Penerbit : PT. Citra Aditya Bakti
         Tahun Terbit : 2007
         Cetakan : 3
         Tebal Buku : 421 halaman
         Bahasa teks : Bahasa Indonesia dan diselingi dengan Bahasa Inggris

Bab awal dari buku Ilmu Komunikasi Teori dan Filsafat membahas perkembangan komunikasi dari fenomena ke ilmu.
Pada bab II membahas tentang hakikat komunikasi.
Pada bab III membahas tentang tatanan komunikasi.
Pada bab IV membahas tentang pers dan jurnalistik.
Pada bab V membahas tentang radio siaran.
Pada bab VI membahas tentang televisi siaran.
Pada bab VII membahas tentang film teatrikal.
Pada bab VIII membahas tentang perkembangan teori komunikasi.
Pada bab IX membahas tentang strategi komunikasi.
Pada bab X membahas tentang filsafat komunikasi.




B.     RINGKASAN BUKU
Ringkasan buku  Deddy Mulyana
BAB 1
Mengapa Kita Berkomunikasi:
Fungsi-Fungsi Komunikasi
Al-Qur’an mengatakan, “Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, yang mengajarinya pandai berbicara” (Ar-Rahman: 1-4). Perhatikan pula ayat-ayat berikut.
            Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Malaikat, lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu orang-orang yang benar!” Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketaui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama benda-benda ini.” Maka setelah diberitahukannya nama benda-benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan” (Al-Baqarah:31-33).
            Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun menurut Scheidel tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.

Fungsi-fungsi komunikasi:
  1. Komunikasi Sosial
·         Pembentukan konsep-diri
·         Pernyataan eksistensi-diri
·         Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan
  1. Komunikasi Ekspresif
  2. Komunikasi Ritual
  3. Komunikasi Instrumental

BAB 2
Hakikat, Definisi,
dan Konteks Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama.” Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara bersama.
Tiga konseptualisasi komunikasi antara lain:
  1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
  2. Komunikasi sebagai interaksi
  3. Komunikasi sebagai transaksi
Konteks-konteks komunikasi antara lain:
  1. Aspek bersifat fisik, seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan.
  2. Aspek psikologis, seperti sikap, prasangka, dan emosi para peserta komunikasi.
  3. Aspek sosial, seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.
  4. Aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi.

Kategorisasi komunikasi berdasarkan tingkat (level) paling lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi, dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga melibatkan jumlah peserta paling banyak antara lain:
  1. Komunikasi intrapribadi
  2. Komunikasi antarpribadi
  3. Komunikasi kelompok
  4. Komunikasi publik
  5. Komunikasi organisasi
  6. Komunikasi massa

BAB 3
Prinsip-Prinsip Komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi antara lain:
  1. Komunikasi adalah Proses Simbolik
  2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
  3. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan
  4. Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
  5. Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
  6. Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
  7. Komunikasi Bersifat Sistemik
  8. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-budaya, Semakin Efektiflah Komunikasi
  9. Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
  10. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional
  11. Komunikasi Bersifat Irreversible
  12. Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

BAB 4
Model-Model Komunikasi
Menurut Sereno dan Mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
FUNGSI DAN MANFAAT MODEL
            Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi:
-          melukiskan proses komunikasi;
-          menunjukkan hubungan visual; dan
-          membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Deutsch menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi:
-          mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati;
-          heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui);
-          prediktif, memungkinkan peramalan dari sekadar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan berapa banyak dan kapan;
-          pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.
MODEL-MODEL KOMUNIKASI: SUATU PERKENALAN
  1. Model S-R
  2. Model Aristoteles
  3. Model Lasswell
  4. Model Shannon dan Weaver
  5. Model Schramm
  6. Model Newcomb
  7. Model Westley dan MacLean
  8. Model Gerbner
  9. Model Berlo
  10. Model DeFleur
  11. Model Tubbs
  12. Model Gudykunst dan Kim
  13. Model Interaksional

BAB 5
Persepsi: Inti Komunikasi
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik dalam proses komunikasi.
            Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua: persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Kedua persepsi tersebut memiliki perbedaan, seperti:
Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik; menanggapi sifat-sifat luar; objek bersifat statis.
• Persepsi terhadap manusia lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan; persepsi terhadap manusia menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan sebagainya); manusia bersifat dinamis.

A.    Persepsi terhadap lingkungan fisik
B.     Persepsi sosial
  • Persepsi berdasarkan pengalaman
  • Persepsi bersifat dugaan
  • Persepsi bersifat evaluatif
  • Persepsi bersifat kontekstual
C.     Persepsi dan budaya
  • Kepercayaan, nilai, dan sikap
  • Pandangan dunia
  • Organisasi sosial
  • Tabiat manusia
  • Orientasi kegiatan
  • Persepsi tentang diri dan orang lain

D.    Kekeliruan dan kegagalan persepsi
  • Kesalahan atribusi
  • Efek halo
  • Stereotip
  • Prasangka
  • Gegar budaya

BAB 6
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.
            Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa verbal adalah sarana utama yang menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita yang menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.
FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Book mengemukakan, agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu:
-          Untuk mengenal dunia sekitar kita;
-          Berhubungan dengan orang lain;
-          Dan untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.
KETERBATASAN BAHASA
            Keterbatasan bahasa tersebut antara lain:
  1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
  2. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
  3. Kata-kata mengandung bias budaya
  4. Percampuradukan fakta, penafsiran, dan penilaian
BAHASA WANITA VS BAHASA PRIA
Tampaknya wanita dan pria mempunyai kosakata berlainan, sebagaimana ditunjukkan beberapa penelitian.
Bahasa wanita:
  • Wanita lebih sering menggunakan intonasi pertanyaan dalam konteks deklaratif dan menggunakan kutipan langsung daripada paraphrase (menggunakan kata-kata sendiri).
  • Wanita juga kurang rasa humor, mereka kurang pandai menyampaikan lelucon dan sering tidak paham arti lelucon yang disampaikan pria.
  • Wanita lebih enggan menyumpahi dan memaki.
  • Wanita menggunakan lebih banyak pertanyaan daripada pria dan mereka menggunakannya sebagai strategi pemeliharaan percakapan.
  • Wanita cenderung terlibat dalam “pembicaraan hubungan” yang berpusat pada pemeliharaan atau memelihara hubungan dengan orang lain.
  • Wanita menggunakan lebih banyak pembicaraan ekspresif (untuk menyatakan emosi: “Saya khawatir apakah laporan itu bisa selesai hari ini,”) dan berorientasi-orang (memelihara hubungan, menunjukkan dukungan, dan membangun komunitas).
  • Wanita mengubah topic secara bertahap.

Bahasa pria:
  • Pria cenderung tidak mengakui apa yang dikatakan sebelumnya, melainkan menyatakan pendapatnya.
  • Pria cenderung mengubah topik secara tiba-tiba.
  • Pria cenderung terlibat dalam “pembicaraan laporan” yang berpusat pada informasi factual tentang apa yang sedang berlangsung, misalnya dunia olahraga.
  • Bahasa pria menggunakan pernyataan lebih kuat yang cenderung menekankan kepatuhan, persetujan, atau kepercayaan pada pendengar.

BAB 7
Komunikasi Nonverbal
Kita mempersepsi manusia tidak hanya lewat bahasa verbalnya: bagaimana bahasanya (halus, intelektual, dan sebagainya), namun juga melalui perilaku nonverbalnya. Pentingnya pesan nonverbal ini misalnya dilukiskan frase, “Bukan apa yang ia katakana, melainkan bagaimana ia mengatakannya.” Lewat perilaku nonverbalnya, apakah ia sedang bahagia, bingung, atau sedih.
FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL
Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai:
  • Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “Saya tidak sungguh-sungguh.”
  • Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
  • Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
  • Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
  • Affect Display. Pembesaran manik-mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.
KLASIFIKASI PESAN NONVERBAL
            Kita dapat mengklasifikasikan pesan-pesan nonverbal ini dengan berbagai cara. Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian.
  • Bahasa tanda (sign language)–acungan jempol untuk numpang mobil gratis.
  • Bahasa tindakan (action language)–semua gerakan tubuh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal, misalnya berjalan.
  • Bahasa objek (object language)–pertunjukan benda, dan lambang nonverbal bersifat publik lainnya seperti ukuran ruangan, bendera, dan sebagainya.
BAHASA TUBUH
Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics), suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell.
  1. Isyarat tangan dan gerakan kepala
  2. Postur tubuh dan posisi kaki
  3. Ekspresi wajah dan tatapan mata
SENTUHAN
            Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics).
            Menurtu Heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari yang sangat impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Fungsi-profesional
  2. Sosial-sopan
  3. Persahabatan-kehangatan
  4. Cinta-keintiman
  5. Rangsangan seksual
PARABAHASA
Parabahasa, atau vokalika (vocalics), merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, nada (tinggi atau rendah), suara yang gemetar, siulan yang dapat mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita. Suara yang terengah-engah menandakan kelemahan, sedangkan ucapan terlalu cepat menandakan ketegangan, kemarahan, atau ketakutan.
PENAMPILAN FISIK
  1. Busana
  2. Karakteristik fisik
BAU-BAUAN
            Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian, seperti deodorant dan parfum) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan, mirip dengan cara yang juga dilakukan hewan. Kebanyakan hewan menggunakan bau-bauan untuk memastikan kehadiran musuh, menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan emosional, dan menarik lawan jenis.
            Kita dapat menduga bagaimana sifat seseorang dan selera makanannya atau kepercayaannya berdasarkan bau yang berasal dari tubuhnya dan dari rumahnya.
            “Wewangian mengirim kesan lebih mendalam ke otak,” kata Harry Darsono, perancang model terkenal, sementara Victor Hugo mengatakan, “Tidak sesuatu pun membangkitkan kenangan seperti suatu bau.”
ORIENTASI RUANG DAN JARAK PRIBADI
William Griffith dan Russell Veitch mengemukakan bahwa ketertarikan kita pada seseorang juga dipengaruhi oleh temperature dan kepadatan penduduk.
  1. Ruang pribadi vs ruang publik
  2. Posisi duduk dan pengaturan ruangan
KONSEP WAKTU
Waktu menentukan hubungan antarmanusia. Pola hidup manusia dalam waktu dipengaruhi oleh budayanya. Waktu berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan manusia. Kronemika adalah suatu studi dan interpretasi atas waktu sebagai pesan. Bagaimana kita mempersepsi dan memperlakukan waktu secara simbolik menunjukkan sebagian dari jati-diri kita: siapa diri kita dan bagaimana kesadaran kita akan lingkungan kita. Bila kita selalu menepati waktu yang dijanjikan, maka komitmen pada waktu memberikan kesan pada diri kita.



DIAM
Dalam beberapa budaya, diam itu kurang disukai daripada berbicara. Dalam banyak situasi sosial kita menghargai pembicaraan, seberapa kosong pun pembicaraan itu. Tujuannya adalah untuk melepaskan ketegangan dan mengatasi keterasingan.
WARNA
Suasana hati                                                    Warna
Aman, nyaman                                                            Biru
Tertekan, terganggu, bingung             Oranye
Kalem, damai, tentram                                                Biru, hijau
Berkuasa, kuat, bagus sekali                           Hitam
ARTEFAK
Artefak adalah benda apa saja yang dihasilkan kecerdasan manusia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam interaksi manusia, sering mengandung makna-makna tertentu. Bidang studi mengenai ini disebut objektika (objectics).

Ringkasan buku Onong Uchjana
BAB I
PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
DARI FENOMENA KE ILMU
A. STUDI FENOMENA PERNYATAAN ANTAR MANUSIA
1. Retorika
            Di Yunani, Negara pertama yang mengembangkan retorika dipelopori oleh Georgias yang dianggap sebagai guru retorika pertama dalam sejarah manusia yang mempelajari dan menelaah proses pernyataan antarmanusia.
            Puncak peranan retorika sebagai ilmu pernyataan antarmanusia ditandai oleh munculnya Demosthenes dan Aristoteles dua orang pakar yang teorinya hingga kini masih dijadikan bahan kuliah di berbagai perguruan tinggi.
            Tujuan retorika yang sebenarnya adalah membuktikan maksud pembicaraan atau menampakkan pembuktiannya.
            Dari Yunani retorika menjalar ke Romawi. Di negeri ini retorika dikembangkan oleh Marcus Talius Cicero. Adapun retorika retorika gaya Cicero meliputi tahap-tahap sebagai berikut.
a. Investio
Investio berarti mencari bahan dan tema yang akan dibahas. Bahan yang telah diperoleh disertai bukti-bukti pada tahap ini dibahas secara singkat dengan menjurus kepada upaya-upaya:
  1. mendidik
  2. membangkitkan kepercayaan
  3. menggerakkan perasaan
b. Ordo collocation
Ordo collocatio berarti penyusunan pidato. Dalam hubungan ini susunan pidato secara sistematis terbagi menjadi:
  1. pendahuluan
  2. pemaparan
  3. peneguhan
  4. pertimbangan
  5. penutup
2. Publizistik Wissenschaft
            Gaius Julius Caesar, kaisar Romawi yang termahsyur mengeluarkan peraturan agar kegiatan-kegiatan Senat setiap hari diumumkan kepada masyarakat dengan cara ditempel pada papan pengumuman yang dinamakan Acta Diurna.
            Di Jerman yang dianggap sebagai bapak Zeitungswissenschaft adalah Prof. Dr. Karl Bucher jadi juga dari Publizistik sebagai perkembangan dari Zeitungswissenschaft.
Perkembangan tersebut disebabkan:
  1. Khalayak membutuhkan ilmu pernyataan umum
  2. Fungsi sosial daripada kata dan makna yang seluas-luasnya
Prof. Dr. Walter Hagemann mendefinisikan Publisistik secara singkat saja, yakni: ajaran tentang pernyataan umum mengenai isi kesadaran yang aktual.
3. Communication Science
            Pernyataan manusia di Amerika Serikat namanya communication science atau ilmu komunikasi.
B. PERINTIS DAN BAPAK ILMU KOMUNIKASI
            Wilbur Schramm, seorang pakar komunikasi kenamaan di Amerika Serikat yang namanya disinggung tadi, menganggap empat orang cendekiawan Amerika, masing-masing Lasswell, Lewin, Lazarsfeld, dan Hovland sebagai “father” atau bapak komunikasi di benua itu.

BAB II
HAKIKAT KOMUNIKASI
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
            Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia.Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
B. PROSES KOMUNIKASI
            Proses-proses komunikasi antara lain:
1.      Proses komunikasi dalam perspektif psikologis
2.      Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis
a.       Proses komunikasi secara primer
b.      Proses komunikasi secara sekunder
c.       Proses komunikasi secara linear
d.      Proses komunikasi secara sirkular
C. FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KOMUNIKASI EFEKTIF
            Wilbur Schramm menampilkan apa yang ia sebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.
Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
  2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
  3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
  4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
D. HAMBATAN KOMUNIKASI
Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi, yaitu:
  • Gangguan
  • Kepentingan
  • Motivasi terpendam
  • Prasangka
E. EVASI KOMUNIKASI
E. Cooper dan M. Johada mengemukakan beberapa jenis evasi:
1. Menyesatkan pengertian
2. Mencacatkan pesan komunikasi
3. Mengubah kerangka referensi
F. LINGKUP KOMUNIKASI
Berikut ini adalah penjelasan komunikasi berdasarkan konteksnya.
1. Bidang Komunikasi
Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut:
  1. Komunikasi sosial
  2. Komunikasi organisasional/manajemen
  3. Komunikasi bisnis
  4. Komunikasi politik
  5. Komunikasi internasional
  6. Komunikasi antarbudaya
  7. Komunikasi pembangunan
  8. Komunikasi tradisional
2. Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Komunikasi verbal
» Komunikasi lisan
            » Komunikasi tulisan
b. Komunikasi nonverbal
            » Komunikasi kial
            » Komunikasi gambar
            » Lain-lain
c. Komunikasi tatap muka
d. Komunikasi bermedia
3. Tatanan Komunikasi
Berdasarkan situasi komunikan, maka komunikasi diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Komunikasi pribadi
            - Komunikasi intrapribadi
            - Komunikasi antarpribadi
b. Komunikasi kelompok
            - Komunikasi kelompok kecil
              Contoh: ceramah, diskusi panel, dan sebagainya.
-          Komunikasi kelompok besar
c. Komunikasi massa
            - Komunikasi media massa cetak/pers
              Contoh : surat kabar, majalah.
-          Komunikasi media massa elektronik
  Contoh: radio, televise, film, dan sebagainya.
4. Tujuan Komunikasi
a. Mengubah sikap
b. Mengubah opini/pendapat/pandangan
c. Mengubah perilaku
d. Mengubah masyarakat
5. Fungsi Komunikasi
a. Menginformasikan
b. Mendidik
c. Menghibur
d. Mempengaruhi
6. Teknik Komunikasi
Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi:
  1. Komunikasi informatif
  2. Komunikasi persuasif
  3. Komunikasi pervasif
  4. Komunikasi koersif
  5. Komunikasi instruktif
  6. Komunikasi manusiawi

7. Metode Komunikasi
Metode komunikasi meliputi kegiatan-kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:
a. Jurnalisme/Jurnalistik
            - jurnalisme cetak
            - jurnalisme elektronik
b. Hubungan masyarakat
c. Periklanan
d. Propaganda
e. Perang urat syaraf
f. Perpustakaan
g. Lain-lain

BAB III
TATANAN KOMUNIKASI
A.    KOMUNIKASI PRIBADI
  • Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal communication)
  • Komunikasi antarpribadi (Interpersonal communication)
- Keampuhan komunikasi antarpribadi
- Jenis-jenis komunikasi antarpribadi
   1. Komunikasi diadik (dyadic communication)
   2. Komunikasi triadik (triadic communication)
- Faktor homophily-heterophily-empathy
B. KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok yang jumlahnya lebih dari dua orang.
a.       Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
b.      Komunikasi kelompok besar (large group communication)
C. KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.
  1. Karakteristik komunikasi massa
    1. Komunikasi massa bersifat umum
    2. Komunikan bersifat heterogen
    3. Media massa menimbulkan keserempakan
    4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi
  2. Model komunikasi massa
    1. Model jarum hipodermik (hypodermic needle model)
    2. Model komunikasi satu tahap (one stef flow model)
    3. Model komunikasi dua tahap (two stef flow model)
    4. Model komunikasi tahap ganda

BAB IV
PERS DAN JURNALISTIK
A.    Pers sebagai lembaga sosial
Pers adalah lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di negara mana ia beroperasi, bersama-sama subsistem lainnya.
            Pers dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
  • pers otoritarian
  • pers libertarian
  • pers komunis soviet
  • pers tanggung jawab sosial.
B.     Pengertian dan ciri pers
Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, dan sebagainya. Pers dalam arti luas meliputi media massa cetak elektronik, anatara lain radio siaran dan televisi siaran.
Adapun cirri-ciri surat kabar adalah sebagai berikut:
  1. Publisitas
  2. Periodisitas
  3. Universalitas
  4. Aktualitas


C.     Fungsi pers
  1. Fungsi menyiarkan informasi
  2. Fungsi mendidik
  3. Fungsi menghibur
  4. Fungsi mempengaruhi
D.    Jurnalistik dari masa ke masa
E.     Perkembangan jurnalistik sejak abad 18
F.      Perkembangan jurnalistik di Indonesia
G.    Jurnalistik sesudah proklamasi kemerdekaan
H.    Jurnalistik pers pancasila
I.       Problematik makna bebas dan makna tanggung jawab
J.       Jurnalistik pembangunan
K.    Konsep berita
Konsep tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report)
    2. Berita sebagai rekaman (news as record)
    3. Berita sebagai fakta objektif (news as objective facts)
    4. Berita sebagai interpretasi (news as interpretation)
    5. Berita sebagai sensasi (news as sensation)
    6. Berita sebagai minat insani (news as human interest)
    7. Berita sebagai ramalan (news as prediction)
    8. Berita sebagai gambar (news as picture)
L.     Tajuk rencana
Tajuk rencana adalah karya tulis yang merupakan pandangan editor terhadap suatu topik dan bersangkutan dengan opini (opinion).

BAB V
RADIO SIARAN
A.    Radio sebagai sarana hiburan, penerangan, pendidikan dan propaganda
  • Radio siaran bersifat langsung
  • Radio siaran menembus jarak dan rintangan
  • Radio siaran mengandung daya tarik
B.     Perkembangan radio dari masa ke masa
C.     Radio siaran internasional
  • International Telecommunication Union (ITU)
  • Europian Broadcasting Union (EBU)
  • Asian Broadcasting Union (ABU)
D.    Radio siaran Indonesia
  • Zaman Penjajahan Belanda
  • Zaman Jepang
  • Zaman Kemerdekaan
  • Zaman Orde Baru




BAB VI
TELEVISI SIARAN
A. Televisi, paduan radio dengan film
            TV adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Suatu programa siaran TV dapat dilihat dan didengar oleh penonton; oleh karena dipancarkan oleh pemancar. Yang dipancarkan oleh pemancar TV, selain suara juga gambar. Televisi terdiri dari “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan.
B. Daya tarik televisi
            Televisi memiliki unsur-unsur kata-kata, musik, sound effect, dan unsur visual berupa gambar. Sifat-sifat negative pada siaran TV seperti: sepintas lalu, tidak selalu dapat diterima dengan sempurna, dan menghadapi publik yang heterogen.
Sekarang bagaimana denga segi visual yang terdapat pada TV?
            Pada TV, gambar yang bergerak berlangsung secara elektronis. Gambar-gambar yang hidup yang tampak pada layar pesawat TV tidak berasal dari bahan yang mempunyai wujud. Proses penyajian gambar-gambar oleh siaran TV tidak mengalami proses yang lama dan berbelit-belit. Pada layar TV dapat diperlihatkan sebuah objek dalam berbagai jarak dan berbagai sudut pengambilan, juga teknik penggantian suasana yang satu ke suasana yang lain.
C. Swastanisasi Pertelevisian Di Indonesia
            Stasiun TV swasta yang bermunculan itu adalah sebagai berikut:
  • Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI),
  • Surabaya Centra Televisi (SCTV),
  • Televisi Pendidikan Indonesia (TPI),
  • Dan lainnya.

BAB VII
FILM TEATRIKAL
A. IKHWAL FILM TEATRIKAL
            Yang dimaksudkan film teatrikal adalah film yang yang dibuat secara mekanik dans diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan di gedung-gedung pertunjukan atau gedung bioskop.
B. PENGARUH FILM
            Apa sebabnya film itu begitu besar pengaruhnya terhadap jiwa manusia?
            Pertama-tama disebabkan oleh suasana di dalam gedung bioskop sendiri, dan kedua dikarenakan sifat dari medium massa itu sendiri.
            Pengaruh film itu besar sekali terhadap jiwa manusia. Penonton tidak hanya terpengaruh sewaktu atau selama duduk di dalam gedung bioskop, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama. Kalau saja pengaruh film itu terbatas hanya pada cara berpakaian dan cara bergaya, tidaklah menimbulkan efek yang negatif. Celakanya pengaruh film itu sering menimbulkan akibat yang lebih jauh.
            Kalau begitu apakah pengaruh film itu? Jawabannya : bergantung dari filmnya sendiri. Film yang ceritanya bagus sudah tentu akan berpengaruh baik kepada masyarakat. Pokoknya film itu menimbulkan pengaruh yang besar kepada jiwa manusia.
            Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan atau pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat pembantu untuk memberikan penjelasan.
C. JENIS-JENIS FILM
            Jenis-jenis film menurut sifatnya adalah sebagai berikut:
a.       Film cerita (story film)
b.      Film berita (newsreel)
c.       Film documenter (documentary film)
d.      Film kartun (cartoon film)
 D. FERFILMAN DI INDONESIA
1. Dewan Film Nasuional
2. Kesenjangan Budaya
3. Dekadensi
            a. Kemelut FFI – 1985 Bandung
            b. Kasus Jenny Rachman vs wartawan Vista

BAB VIII
PERKEMBANGAN TEORI KOMUNIKASI
A. PELACAKAN TEORI KOMUNIKASI
1. Pengertian Teori dan Teori Komunikasi
Wibur Schramm dalam buku “Introduction to Mass Communication Research” mendefinisikan teori sebagai:
            Suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku.”
Ciri-cirinya:
  1. Objektivitas (objectivity)
  2. Berorientasikan masalah (problem oriented)
  3. Dipandu hipotesis (hypothesis guided)
  4. Berorientasikan teori (theory oriented)
  5. Korektif mandiri (self – corrective)
B. TEORI-TEORI KOMUNIKASI PADA TAHAP AWAL
            Di bawah ini adalah teori dan model komunikasi yang tampil pada tahun awal sekitar decade 1940-an dan 1950-an.
  1. Lasswell’s Model (Model Lasswell)
  2. S-O-R Theory (Teori S-O-R)
  3. S-M-C-R Model (Model S-M-C-R)
  4. The Mathematical Theory of Communication (Teori Matematikal Komunikasi)
  5. The Osgood and Schramm Circular Model (Model Sirkular Osgood dan Schramm)
  6. Dance’ Helical Model (Model Helical Dance)
  7. Newcomb’ ABX Model (Model ABX Newcomb)
  8. The Theory of Cognitive Dissonance (Theori Disonansi Kognitif)
  9. Inocculation Theory (Teori inokulasi)
  10. The Bullet Theory of Communication (Teori Peluru)


C. TEORI-TEORI KOMUNIKASI PADA TAHAP SELANJUTNYA
Berikut ini adalah teori-teori komunikasi yang umumnya berkaitan dengan media massa yang sejak tahun 1950-an semakin canggih, sehingga dampaknya pun semakin kuat dan luas.
1. Four Theories of the Press (Empat Teori Pers)
            a. Authoritarian theory (teori otoriter)
            b. Libertarian theory (teori liberal)
            c. Soviet communist theory (teori komunis soviet)
            d. Social responsibility theory (teori tanggungjawab sosial)
2. Individual Differences Theory (Teori Perbedaan Indiviual)
3. Social Categories Theory (Teori Kategori Sosial)
4. Social Relationship Theory (Teori Hubungan Sosial)
5. Cultural Norms Theory (Teori Norma Budaya)
6. Social Learning Theory (Teori Belajar Secara Sosial)
7. Diffusion of Innovations Model (Model Difusi inovasi)
8. Agenda Setting Model (Model Penataan Agenda)
9. Uses and Gratifications Model (Model Kegunaan dan Kepuasan)
10. Clozentropy Theory (Teori Clozentropi)

BAB IX
STRATEGI KOMUNIKASI
A. PENTINGNYA STRATEGI KOMUNIKASI
Strategi komunikasi , baik secara makro (planned multi-media strategy) maupun mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda:
  • Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.
  • Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
B. PERANAN KOMUNIKATOR DALAM STRATEGI KOMUNIKASI
1. Faktor Ethos pada Komunikator
2. Konsep Johari Window bagi Komunikator
C. STRATEGI KOMUNIKASI MASSA
1. Proses Komunikasi Massa
2. Komunikator Komunikasi Massa
3. Pesan Komunikasi Massa
4. Media Komunikasi Massa
5. Komunikan Komunikasi Massa
6. Efek Komunikasi Massa

BAB X
FILSAFAT KOMUNIKASI
A. HAKIKAT FILSAFAT KOMUNIKASI
  1. Pemikiran Richard Lanigan
    1. Metafisika
    2. Epistemologi
    3. Aksiologi
    4. Logika
  2. Pemikiran Stephen Littlejohn
  3. Pemikiran Whitney R. Mundt
B. MANUSIA SEBAGAI PELAKU KOMUNIKASI
  1. Pelik-pelik Manusia
  2. Paham-paham Mengenai Manusia
    1. Paham materialisme
    2. Paham idealisme
    3. Paham eksistensialisme
  1. Ethos Komunikator
    1. Ethos
    2. Pathos
    3. Logos
  2. Komunikator Humanistik
C. PIKIRAN SEBAGAI ISI PESAN KOMUNIKASI
  1. Intensitas Berpikir
    1. Berpikir sensitive-rasional
    2. Berpikir metarasional
  1. Sistematika Berpikir
    1. Berpikir deduktif (deductive thinking)
    2. Berpikir induktif (inductive thinking)
    3. Berpikir memecahkan masalah (problem solving thinking)
    4. Berpikir kausatif (causative thinking)
    5. Berpikir kreatif (creative thinking)
    6. Berpikir filsafati (philosophical thinking)
  2. Pertimbangan Nilai
    1. Pengertian nilai
    2. Ciri nilai
    3. Nilai logika, etika, dan estetika dalam komunikasi
D. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI SIMBOLIK
  1. George Herbert Mead
  2. Herbert Blumer
    1. Konsep diri
    2. Konsep kegiatan
    3. Konsep objek
    4. Konsep interaksi sosial
    5. Konsep aksi bersama
E. TELAAH FILSAFATI TERHADAP TEKNOLOGI MEDIA KOMUNIKASI
  1. Ambivelansi teknologi media komunikasi
  2. Pemikiran Jacques Ellul mengenai teknologi media komunikasi





BAGIAN II
ANALISIS BUKU
KELEBIHAN dan KELEMAHAN BUKU
            Buku Deddy Mulyana
  • Sampulnya menarik
  • Kertas hvs sehingga lebih membuat kita tertarik untuk membaca
  • Banyak memberi contoh yang berhubungan dengan Islam
  • Banyak memberi contoh yang ringan sehingga lebih mudah untuk dimengerti
  • Penulis juga berani mengingatkan kita tentang kekurangan atau keburukan sifat pemerintahanan kita pada era Orde Baru.
  • Penulis memberi contoh tentang isyarat-isyarat yang diberikan hewan akan perasaannya. Dan itu merupakan hal atau informasi yang menarik untuk dibaca.

Buku Onong Uchjana
  • Sampulnya memang juga menarik hanya saja kertas nya membuat kurang minat untuk membaca
  • Lemnya juga tidak kuat
  • Bahasa lebih sulit dimengerti

BAGIAN III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Tanpa memperhatikan sungguh-sungguh bagaimana budaya mempengaruhi komunikasi, termasuk komunikasi nonverbal dan pemaknaan terhadap pesan nonverbal tersebut, kita bisa gagal berkomunikasi dengan orang lain. Kita cenderung menanggap budaya kita, dan bahasa nonverbal kita, sebagai standar dalam menilai bahasa nonverbal orang dari budaya lain. Bila perilaku nonverbal orang lain berbeda dengan perilaku nonverbal kita, sebenarnya itu tidak berarti orang itu salah, bodoh atau sinting; alih-alih, secara kultural orang itu sedikit berbeda dengan kita. Bila kita langsung meloncat pada kesimpulan tentang orang lain berdasarkan perilaku nonverbalnya yang berbeda itu, maka kita terjebak dalam etnosentrisme (menganggap budaya sendiri sebagai standar dalam mengukur budaya orang lain).
            Dengan kritikal buku ini kita lebih dapat membandingkan antara dua buku komunikasi dengan penulis yang berbeda guna untuk menambah wawasan serta pengalaman.

B. SARAN
            Mungkin akan jauh lebih baik apabila menggunakan kata-kata yang sesederhana mungkin guna mencapai pemahaman yang lebih.


DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.