Majas perbandingan
- Alegori:
Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
- Alusio:
Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
- Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata
depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
- Metafora:
Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata
seperti layaknya, bagaikan, dll.
- Antropomorfisme:
Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan
manusia untuk hal yang bukan manusia.
- Sinestesia:
Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan
lewat ungkapan rasa indra lainnya.
- Antonomasia:
Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
- Aptronim:
Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
- Metonimia:
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek,
ciri khas, atau atribut.
- Hipokorisme:
Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan
karib.
- Litotes:
Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan
diri.
- Hiperbola:
Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal.
- Personifikasi:
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada
sesuatu yang bukan manusia.
- Depersonifikasi:
Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
- Pars
pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan
keseluruhan objek.
- Totum
pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya
sebagian.
- Eufimisme:
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
- Disfemisme: Pengungkapan
pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
- Fabel:
Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan
bertutur kata.
- Parabel:
Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam
cerita.
- Perifrase:
Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
- Eponim:
Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
- Simbolik:
Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan
maksud.
- Asosiasi: perbandingan
terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Majas sindiran
- Ironi: Sindiran
dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari
fakta tersebut.
- Sarkasme:
Sindiran langsung dan kasar.
- Sinisme: Ungkapan yang
bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia
(lebih kasar dari ironi).
- Satire:
Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam
atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
- Innuendo: Sindiran yang
bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Majas penegasan
- Apofasis: Penegasan dengan
cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
- Pleonasme:
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Repetisi: Perulangan kata,
frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
- Pararima: Pengulangan
konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
- Aliterasi:
Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
- Paralelisme:
Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
- Tautologi:
Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
- Sigmatisme: Pengulangan
bunyi "s" untuk efek tertentu.
- Antanaklasis:
Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
- Klimaks:
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang
sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
- Antiklimaks: Pemaparan
pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting
menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
- Inversi: Menyebutkan terlebih
dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
- Retoris: Ungkapan pertanyaan
yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
- Elipsis:
Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal
unsur tersebut seharusnya ada.
- Koreksio: Ungkapan dengan
menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian
disebutkan maksud yang sesungguhnya.
- Polisindenton:
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata
penghubung.
- Asindeton:
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
- Interupsi:
Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur
kalimat.
- Ekskalamasio: Ungkapan
dengan menggunakan kata-kata seru.
- Enumerasio: Ungkapan
penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
- Preterito: Ungkapan
penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
- Alonim:
Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
- Kolokasi: Asosiasi tetap
antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
- Silepsis: Penggunaan satu
kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih
dari satu konstruksi sintaksis.
- Zeugma: Silepsi dengan
menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi
sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
Majas pertentangan
- Paradoks:
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan,
namun sebenarnya keduanya benar.
- Oksimoron:
Paradoks dalam satu frase.
- Antitesis: Pengungkapan
dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang
lainnya.
- Kontradiksi interminus: Pernyataan yang
bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
- Anakronisme: Ungkapan
yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.