Pages

Sahabatku

Rabu, 16 Januari 2013


Sahabat Sejati


Dengan setia bintang menemani malam, begitu pula kesetiaan embun menemani pagi. Matahari yang tak pernah lelah terangi dunia ini. Seperti itulah persahabatan, selalu setia tanpa diminta. Saling mengerti tanpa harus memohon. Tak ada satupun orang di dunia ini yang hidup tanpa persahabatan, persahabatan adalah kisah terindah yang tak terlupakan bagi setiap insan yang pernah merasakannya.
Luna, Olive, Bondan dan Meta sedang duduk bergerombol bersama. Mereka mengobrol, bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling bercanda satu sama lain. Sungguh seperti sebuah keluarga yang harmonis.
Karena merasa iri hati, Lexa dan Tita yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengganggu suasana.

Lexa                 : “Idih…!! Bangga kali kau sama suara burukmu itu! Diam lebih baik,” (dengan wajah menghina)
Bondan             : “Eh.. suka-suka kami dong! Tau kau?! Apa kamu pikir suara kamu bisa lebih bagus dari kami?”
Semua anak di tempat itu tertawa keras, kecuali Lexa dan Tita yang rautnya berubah menjadi tak karuan. Bondan dan kawan-kawannya pun melanjutkan obrolan mereka lagi tanpa menghiraukan Lexa dan Tita.
Lexa dan Tita   : (meninggalkan tempat itu)
Bondan             : “Hmm.. sorry fren, aku balik duluan ya? Ada janji buat latihan, maklum mau ada konser amal kecil-kecilan gitu..”
Meta                 : “Duh, sibuknya! Ya udah buruan berangkat, ati-ati!” (sambil melambai-lambaikan tangan)
Olive                 : “Waduh.. kebiasaan hidupku nih, aku harus ke toilet. "
Meta                 : “Kebiasaan buruk ! Dasar gak berubah.. haha..”(menggeleng-gelengkan kepala)
Luna                 : “Hahaha, biasa lah, Ta. Kalo nggak gitu, bukan Olive namanya, Eh, haus nih.. minum es enak kali ya??”
Olive                 : “Ide bagus! Oke kalo gitu aku beli es dulu ya, tunggu di sini aja,” (berlalu pergi meninggalkan Luna dan Meta)
Meta                 : “Na.. sebenernya beberapa bulan ini ada yang beda dari aku, aku udah nggak bisa nyembunyiin ini semua. Dan menurutku cuma kamu yang bisa jaga rahasia ini.”
Luna                 : “Rahasia? Cerita aja, Ta.. kita kan temenan udah lama. Lagian aku udah siap kok buat jadi pendengar yang baik,” (berusaha meyakinkan Meta)
Tanpa mereka sadari, Olive berdiri di kejauhan dengan beberapa bungkus es di tangannya. Olive melihat Luna dan Meta sedang asyik bercerita, dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka. Ia melamun. Dan saat tersadar dari lamunannya, ia menuju Meta dan Luna, dan tersentak ia terkejut mendengar ucapan Meta.
Meta                 : “Aku.. su—ka Bondan!!” (dengan terbata-bata)
Olive                 : “Hah..?! Meta suka Bondan??” (berkata lirih)
Olive langsung mendatangi mereka.
Olive                 : “Hah?!” (datang tiba-tiba dan mendengar ucapan Meta yang membuatnya menjadi tersinggung)
Di saat itu pula pertengkaran terjadi.
Luna                 : “Eh, kamu udah balik!” (sambil tersenyum dengan sapaan halus)
Olive                 : “Ta.. serius kamu suka Bondan??”
Meta                 : “Hmm.. ngomong apa sih, kamu..? (berlagak bodoh dan tertawa)
Olive                 : “Halah..!! gak usah membohongiku.. aku denger semua!” (dengan suara sekeras-kerasnya)
Luna                 : “Kamu salah denger, kali?” (berusaha menengahi)
Olive                 : “Ta, kayaknya kamu juga harus tahu! Aku suka ama Bondan, kamu nggak boleh gitu dong!! Apa nggak ada yang lain?!”
Meta                 : “Oh gitu ya?! Berarti kamu tuh yang ngerebut gebetan temen sendiri, kenapa ngga kamu aja yang cari cowok lain??” (balik marah)
Keadaan semakin parah karena tidak ada yang mau mengalah.
Luna                 : “Udah, udah… jangan bertengkar gara-gara masalah kecil!” (berusaha melerai)
Olive                 : (meninggalkan teman-temannya dan pergi menyendiri)
-Script 1-
Sialnya, dua orang yang sangat membenci Bondan cs mengetahui perkara ini. Lexa memanfaatkan keadaan ini untuk menghancurkan persahabatan mereka. Dengan satu-satunya teman setia yaitu Tita, mereka mempengaruhi Olive supaya memusuhi dan membenci semua sahabatnya itu.
Olive                 : (duduk termenung, sendiri, dan terdiam)
Alexa                : “Ehm.. kok cemberut sih??” (berusaha menarik simpati Olive)
Tita                   : “Ada masalah ya, Liv?”
Olive                 : “Katanya sahabat, masak harus naksir cowok yang sama?!”
Lexa                 : “Sabar aja deh. Mending sementara nggak usah temenan deh sama mereka. Karena itu akan membuat persahabatan kalian menjadi lebih buruk!” (merayu)
Tita                   : “Iya, bener tuh,” (meyakinkan Olive)
Lexa                 : “Mulai sekarang kamu bisa gabung ama kita. Nanti kita akan bantu kamu ngalahin dia!”
Tita                   : “Iya, bener, Liv. Kita tolong kamu.”
Olive                 : “Emang boleh..??”
Tita dan Lexa   : “Ya boleh, lah!!”
Olive hanya tersenyum, entah benar atau tidak keputusannya ini, dia tidak begitu peduli saat itu.
-Script 2-
Di sisi lain, keadaan rumah tangga orang tua Meta sedang dilanda pertengkaran hebat. Papanya yang selalu marah-marah bersikap keras dan memukul Mamanya.
Papa Pratama   : “Kamu ini bisanya bikin susah suami aja!!” (membentak-bentak Mama Mey)
Mama Mey       : “Aku salah apa, Pa..??”
Papa Pratama   : “Kerjaan kamu seharian cuma shopping, arisan, ngumpul sama temen-temen. Nggak pernah ada di rumah. Liat ni anak kamu jadi nggak keurus!”
Mama Mey       : “Tapi Papa juga sibuk sendiri sama klien-klien di kantor. Nggak peduli sama istri dan anak-anak!!”
Papa Pratama   : (Plaak..!! tmparan keras singgah di wajah Mama Mey)
Mama Mey       : (menangis)
Di saat itu pula Luna datang dan terkejut melihat semua yang terjadi.
Luna                 : “Mama…?!” (datang memeluk Mama Mey)
-Script 3-
Keesokan harinya..
Luna menceritakan semua yang terjadi kemarin antara Meta dan Olive. Sekejap terkejutlah Bondan mendengar semua itu.
Luna                 : “Menurutku kamu hrus cepet bikin keputusan. Kasih kepastian buat mereka berdua. Aku nggak mau mereka bertengkar terlalu lama.”
Bondan             : “Oke, oke..! aku akan mencoba,”
Bondan pun berusaha menemui Meta dan Olive hari itu juga. Namun sayang, hanya Meta yang mau menerima keputusan Bondan, sedangkan Olive lebih memilih menghindarinya.
Bondan             : “Ta, Luna udah nyeritain semua ke aku tentang yang kemarin. Bener kamu suka aku..?” (berusaha memastikan)
Meta                 : “Luna nggak bohong kok soal yang kemarin itu!”
Bondan             : “Gini, Ta. Sebelumnya aku minta maaf. Soalnya gara-gara aku kamu jadi tengkar ama Olive. Bukannya apa-apa, tapi buat waktu dekat ini aku lagi nggak pengen mikirin cewek. Aku masih mau serius di dunia musikku,” (menerangkan dengan bijaksana)
Meta                 : “Oke. Aku ngerti kok. Cuma kayaknya sekarang Olive udah terlanjur terpengaruh sama Alexa. Kayaknya bakal sulit buat ngembaliin dia kayak dulu lagi,” (sambil mendesah putus asa)
Olive, Lexa, dan Tita : (berjalan melewati Bondan dan Meta, namun bersikap tak acuh dan sama sekali tak peduli)
Bondan             : “Olive?”
Olive                 : (berjalan terus tanpa henti)
-Script 4-
Sebagai orang terdekat Meta, Luna mempunyai rencana untuk mengunjungi rumah Meta. Dan di perjalanannya menuju rumah Meta, ia melihat Meta tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan. Sepertinya ia menjadi korban tabrak lari. Cepat-cepat Luna membawa Meta ke Rumah Sakit.
Sesampainya di Rumah Sakit…
Luna                 : “Halo, Bondan? Meta di Rumah Sakit sekarang. Dia habis ketabrak kendaraan, cepetan kamu ke Rumah Sakit—mm, Cempaka Husada,” (langsung berbicara begitu suara di seberang telepon menjawab)
Bondan             : “Hah, sekarang keadaannya gimana?!” (panik)
Luna                 : “Udah tenang aja, yang penting kamu sekarang cepetan ke sini! Jangan lupa bilangin orang tua Meta!”
Dan tak lama kemudian Bondan datang terengah-engah, sambil berlari tergesa-gesa.
Bondan             : “Ya ampun…. Meta!!” (begitu melihat Meta)
Luna                 : “Dokter udah periksa dia, katanya luka di kepalanya itu nggak terlalu parah, kok,” (berusaha menenangkn Bondan)
Bondan             : “Syukurlah..”
Luna                 : “Hmm.. aku ke toilet dulu ya. Kamu di sini aja jagain Meta sambil nunggu ortunya dateng,”
Bondan             : “Iya, tapi jangan lama-lama.,”
Luna                 : “Oke,”
Saat Luna berada di toilet, dia ingat akan teman-temannya yang pasti juga harus diberitahu tentang ini. Tanpa menunggu lagi, Luna segera menelepon Olive. Tetapi handphone Olive di luar jangkauan.
Luna keluar dari toilet dan hendak berjalan kembali ke ruang rawat. Saat ia berjalan, tiba-tiba bahunya tertabrak dengan bahu seseorang. Betapa kagetnya Luna saat melihat ternyata bahu yang ia tabrak adalah bahu Olive.
Olive                 : “Aduuh…!” (sambil memegangi bahunya)
Luna                 : “Oh, maaf, maaf.. Nggak sengaja, lagi buru-buru,”
Olive                 : “Iya, iya. Nggak apa-apa kok,”
Luna                 : “Ngapain kamu di sini..?”
Olive                 : “Eh, Luna.. Iya, aku habis nganterin Mama check up, tapi aku ada perlu, jadi Mamaku pulang duluan. Terus.. kamu sendiri nagapain di sini?”
Luna                 : “Meta, Meta kecelakaan, sekarang lagi dirawat di kamar 555. Dan aku lagi nunggu orang tuanya datang,”
Olive                 : “Oh…”
Luna                 : “Kamu masih marah sama Meta?”
Olive                 : “Ngg… nggak sih. Agak sebel aja. Emang kenapa?”
Luna                 : “Liv, aku cuma mau beritau, Lexa itu bukan orang yang baik. Dia manfaatin keadaan kita yang lagi retak ini dengan menghasut kamu. Inget Liv, kita udah lama sahabatan. Kita semua tau siapa aja yang layak diajak temenan. Dan Alexa nggak termasuk dalam kategori itu. Dia itu cuma mau ngehancurin kita aja..”
Olive                 : “Tapi kamu tahu kan kalau Meta yang membuatku menjadi seperti ini..” (memasang wajah kecut)
Luna                 : “Bondan udah jelasin ke Meta dan Meta ngerti, kok. Masa kamu nggak bisa ngerti??”
Olive                 : “Mmmh.. gimana ya?? Iya sih, aku liat Lexa itu nggak baik. Haruskah aku meminta maaf pada Meta?..”
Luna                 : “Harus. Ya udah, kamu ikut aku aja ke kamarnya Meta.Bondan sudah di sana,”
Olive                 : “OK. Tapi aku ke toilet dulu ya. Kamu jalan aja. Nanti aku nyusul”
Luna                 :“Oke, jangan lama-lama!” (langsung pergi)
Sementara itu…
Mama Mey       : “Meta!! Anakku sayang,”
Papa Pratama   : “Liat ini! Ngurus anak aja nggak becus!!” (menyalahkan Mama Mey atas apa yang terjadi)
Mama Mey       : “Ini juga salah Papa!!” (balik menyalahkan)
Luna                 : “Apa kamu ngga bisa berhenti?..!! Kalian sama! Apa kalian tidak lihat kalau Meta sedang sakit? Aku sangat sedih mendenngar semua keluhan Meta tentang kalian. Masalah itu ngga akan pernah terselesaikan kalau tidak bisa memecahkannya! Apa kamu tidak bisa mengerti keadaannya?! Tolong dia!” (sedikit menangis)
Meta                 : “Mama.. Papa.. (tersadar dari pingsannya)
Papa Pratama   : “Mama..Meta. Papa minta maaf ya? Papa janji bakal nyediain waktu buat ngumpul bareng-bareng kalian semua. Papa sadar selama ini Papa terlalu sibuk di kantor,”
Meta                 : “Iya.. kita semua maafin Papa! Kami kasih kesempatan”
Papa Pratama   : “Iya,” (memeluk istri dan anak-anaknya)
-Script 5-
Tak lama kemudian, Olive mengetuk pintu..
Olive                 : “Ehm.. aku boleh masuk, kan?” (sedikit ragu)
Meta                 : “Eh, Olive?”
Olive                 : “Sebenernya.. selain mau jenguk Meta, aku dateng juga untuk minta maaf atas semua kesalahanku sama kalian selama ini. Luna udah jelasin semua ke aku. Kamu mau kan memaafkanku Meta.?”
Meta                 : Aku juga minta maaf, soalnya udah ngomong kasar ke kamu. Maafin aku juga, ya?”
Luna                 : “Aku juga seneng kalo kita semua akur lagi kayak dulu,” (sambil tersenyum)
Bondan             : “Makanya, laen kali kalo mau naksir cowok nggak usah cowok yang sama..!”
Semua              : (tertawa bersama-sama)
Tita mengetuk pintu.
Papa Pratama   : “Silahkan masuk!”
Tita                   : “Eh, sorry kalo ganggu. Sebelumnya aku mau minta maaf sama kalian. Selama ini aku salah pilih temen. Aku sadar Lexa cuma manfaatin aku aja. Kalian mau, kan, nerima aku jadi teman kalian??” (tiba-tiba muncul!)
Semua              : “Ya boleh, lah!!”
Sesaat kemudian, handphone Tita berdering nyaring, mengejutkan semua orang… Terkejutlah semua orang dalam ruangan itu saat mendengar berita bahwa Lexa mengalami kecelakaan!
Meta                 : “Bagaimana bisa terjadi..?!”
Bondan             : “Terus keadaannya gimana sekarang..?”
Olive                 : “Di Rumah Sakit mana?”
Luna                 : “Parah apa nggak?”
Mama Mey       : “Lexa itu siapa…?”
Tita                   : (hanya diam mendengarkan semua pertanyaan itu)
Bondan             : “Gini aja. Sekarang biar Tita ceritain semua yang dia tahu tentang keadaan Lexa sekarang,”
Luna                 : “Ide bagus!. Aku juga pengen tahu!”
Tita hanya diam. Dia masih shock dengan banjir pertanyaan barusan.
Olive                 : “Titaaa ??”
Tita                   : “Hmm.. jadi gini, sekitar satu jam yang lalu Lexa ceritanya mau ke sini. Dan tadi berita dari rumah sakit bilang kalo Lexa ditemuin jatuh di perempatan deket sini. Katanya keadaannya cukup kritis sih,”
Meta                 : “Rumah Sakit mana?”
Tita                   : “Emm, Cempaka apaa gitu, lupa aku—” (mengingat baik-baik)
Bondan             : “Cempaka Husada, Ta?”
Tita                   : “Nah itu! Bener!”
Bondan             : “Ya ampun Taaa, itu kan Rumah Sakit ini! Ayo ayo kita tanya ruangan mana!” (semua orang menepuk jidat)
Olive                 : “Ya udah, sekarang kita bareng-bareng buruan cari. Om, tante, kita semua permisi dulu yah!!”
Dan tak lama kemudian mereka semua tiba di ruangan tempat Alexa dirawat.
Tita                   : “Lexa… Apakah kamu baik-baik saja?” (paling antusias)
Lexa                 : “Aku udah agak mendingan kok.. makasih ya kalian semua udah mau jenguk aku..”
Meta                 : “Ya.. walaupun kita masih agak kesel ama kamu,” (sedikit ketus)
Bondan             : “Udahlah.. yang yang berlalu biarlah berlalu!”
Lexa                 : “Hhm, aku minta maaf yah, selama ini aku banyak banget salah ama kalian. Mau kan, maafin aku??”
Meta                 : “Iya, kita mau kok maafin kamu! Tapi ada syaratnya, lho!”
Lexa                 : “Apa syaratnya?”
Meta                 : “Kalo kamu udah sembuh nanti, traktir kita semua makan!!” (sambil tersenyum-senyum)
Semua : (tertawa bersama-sama)
Tak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna. Mereka semua tak pernah luput dari kesalahan. Oleh karna itu meminta maaflah jika merasa bersalah. Dan maafkanlah bila ada yang bersalah. Semua akan indah jika kita saling memaafkan satu sama lain.
-Script 6-
Selesai



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.