LEADERSHIP OF FATHIMAH AZ-ZAHRA'
Oleh:
Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi al-Husaini
Fatimah adalah putri yang paling dicintai Nabi Saw. sehingga beliau bersabda
:"Fatimah adalah darah dagingku, siapa yang menyusahkannya juga
menyusahkanku dan siapa yang mengganggunya juga menggangguku”.
Lahir pada hari Jum’at 20 Jumadil akhir tahun kelima sebelum Nabi Saw. menjadi
Rasul. Fatimah putri kesayangan Nabi Saw. mendapat gelar Assidiqah (wanita
terpercaya), Athahirah (wanita suci) al-Mubarakah (yang diberikahi Allah),
al-Muhadatsah (Yang diajak bicara Jibril as), Al-Batuul, yaitu yang memusatkan
perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu,
akhlaq, adab, hasab dan nasab. Dia populer dengan sebutan Fatimah Azzahra (bunga
yang mekar semerbak), sayyidatunnisa-i ahlil jannah (Penghulu para wanita di
surga).
Lahir dan dibesarkan di bawah naungan wahyu Ilahi yang diterima oleh
ayahandanya Muhammad Saw. Fatimah dibesarkan ditengah atmosfir keluarga suci.
Ayahnya adalah manusia termulia dan Ibunya adalah bangsawan terhormat, istri
tercinta Nabi, Khadijah al-Kubro. Fatimah kecil tumbuh bersama ayahnya yang
mulai menyebarkan Islam. Sebagai anak yang lekat dengan ayahnya, Fatimah
menyaksikan sendiri betapa halangan dan ancaman selalu menerpa ayahnya. Pernah
suatu ketika Nabi Saw. dihina, dicaci-maki. Tidak hanya itu, orang-orang kafir
melumuri tubuh suci Nabi dengan najis binatang ketika Nabi S.a.w. sedang sujud,
menyembah Allah Swt. Dalam tangis penuh kesedihan, fatimah kecil membersihkan
tubuh mulia ayahnya dari kotoran yang taburkan oleh kaum Quraish.
Sepeninggal isteri terkasih, Khadijah al-kubro, perlakuan kaum kafir semakin
menjadi. Sungguh bagaimanapun, Khadijah adalah salah seorang pelindung Nabi.
Belum lagi ketika paman Nabi Saw Abu Thalib bin Abdul Mutholib juga meninggal,
duka Nabi semakin memuncak. Inilah tahun kesedihan (yaumul huzn). Kaum kafir
semakin mencengkeram, membabi buta menyerang Nabi. Tetapi dalam masa duka
tersebut, tumbuh sekuntum bunga nan suci, penuh aroma surgawi menenteramkan
hati Nabi Saw. Gadis kecil belia kecintaan Muhammad Saw, setiap kali sang ayah
dalam duka, dialah penghibur dan pelipur lara. Dialah yang menggantikan peran
Ibunya, kasihnya mengalir dalam derai air mata dikala sang ayah diperlakukan
tidak manusiawi oleh kaum kafir. Fatimah-lah yang kemudian dalam sejarah oleh
Nabi Saw dijuluki Ummu Abiiha (Ibu dari ayahnya).
Allah Swt. selalu meridhoinya. Dia telah memenuhi pendengaran, mata, hati dan
jiwanya dengan kesempurnaan. Fatimah adalah orang yang paling erat hubungannya
dengan Nabi Saw. dan paling menyayanginya. Ketika Nabi Saw. terluka dalam
Perang Uhud, dia keluar bersama wanita-wanita dari Madinah menyambutnya agar
hatinya tenang. Ketika melihat luka-lukanya, Fatimah langsung memeluknya. Dia
mengusap darah darinya, kemudian mengambil air dan membasuh mukanya.
Cinta Nabi Saw untuk Putri Terkasih
Nabi Muhammad Saw begitu mencintai Fatimah. Tidak ada di jagad ini yang lebih
beliau cintai ketimbang Fatimah. Setiap kali Rasulullah Saw hendak mengadakan
perjalanan, rumah terakhir yang beliau pamiti adalah rumah Fatimah. Dan ketika
al-Musthafa pulang dari perjalanan ke manapun, rumah pertama yang beliau
datangi adalah rumah Fatimah. Fatimah betul-betul buah cinta Nabi, belahan
jiwanya dan Nabi tak pernah sanggup untuk berpisah dengan putri tercintanya.
Setiap kali Datang Fatimah dalam kondisi apapun, Nabi selalu menyambutnya,
menciumnya dan mendudukkannya di tempat yang mulia.
Imam Muslim menceritakan kepada kita tentang keutamaan-keutamaannya dan
meriwayatkan dari Aisyah'' r.a. dia berkata : "Pernah isteri-isteri Nabi
SAW berkumpul di tempat Nabi SAW. Lalu datang Fatimah r.a. sambil berjalan,
sedang jalannya mirip dengan jalan Rasulullah SAW. Ketika Nabi SAW melihatnya,
beliau menyambutnya seraya berkata :"Selamat datang, puteriku."
Kemudian beliau mendudukkannya di sebelah kanan atau kirinya. Lalu dia berbisik
kepadanya. Maka Fatimah menangis dengan suara keras. Ketika melihat
kesedihannya, Nabi SAW berbisik kepadanya untuk kedua kalinya, maka Fatimah
tersenyum. Setelah itu aku berkata kepada Fatimah :Rasulullah SAW telah
berbisik kepadamu secara khusus di antara isteri-isterinya, kemudian engkau
menangis!" Ketika Nabi Saw. pergi, aku bertanya kepadanya :"Apa yang
dikatakan Rasulullah Saw. kepadamu ?" Fatimah menjawab :"Aku tidak
akan menyiarkan rahasia Rasul Allah Saw." Aisyah berkata :"Ketika
Rasulullah Saw. wafat, aku berkata kepadanya :"Aku mohon kepadamu demi
hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku apa yang dikatakan Rasulullah Saw.
kepadamu itu ?" Fatimah pun menjawab :"Adapun sekarang, maka baiklah.
Ketika berbisik pertama kali kepadaku, beliau engabarkan kepadaku bahwa Jibril
biasanya memeriksa bacaannya terhadap Al Qur''an sekali dalam setahun, dan
sekarang dia memerika bacaannya dua kali. Maka, kulihat ajalku sudah dekat.
Takutlah kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang
mendahuluimu." Fatimah berkata :"Maka aku pun menangis sebagaimana
yang engkau lihat itu. Ketika melihat kesedihanku, beliau berbisik lagi kepadaku,
dan berkata :"Wahai, Fatimah, tidakkah engkau senang menjadi pemimpin
wanita-wanita kaum Mukmin atau ummat ini ?" Fatimah berkata : "Maka
aku pun tertawa seperti yang engkau lihat."
Sesungguhnya dia adalah pemimpin wanita dunia dan penghulu wanita penghuni
syurga, puteri kekasih Robbil’alamiin, dan ibu dari Al-Hasan dan Al-Husein.
Az-Zubair bin Bukar berkata :"Keturunan Zainab telah tiada dan telah sah
riwayat, bahwa Rasulullah SAW menyelimuti Fatimah dan suaminya serta kedua
puteranya dengan pakaian seraya berkata : "Ya, Allah, mereka ini adalah
ahli baitku. Maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka
sebersih-bersihnya." [Siyar A'laamin Nubala', juz 2, halaman 88]
Inilah Fatimah binti Muhammad SAW yang melayani diri sendiri dan menanggung
berbagai beban rumahnya. Thabrani menceritakan, bahwa ketika kaum Musyrikin
telah meninggalkan medan
perang Uhud, wanita-wanita sahabah keluar untuk memberikan pertolongan kepada
kaum Muslimin. Di antara mereka yang keluar terdapat Fatimah. Ketika bertemu
Nabi SAW, Fatimah memeluk dan mencuci luka-lukanya dengan air, sehingga darah
semakin banyak yang keluar. Tatkala Fatimah melihat hal itu, dia mengambil
sepotong tikar, lalu membakar dan membubuhkannya pada luka itu sehingga melekat
dan darahnya berhenti keluar." (HR. Syaikha dan Tirmidzi).
Inilah dia, Fatimah Az-Zahra''. Dia hidup dalam kesulitan, tetapi mulia dan
terhormat. Dia telah menggiling gandum dengan alat penggiling hingga berbekas
pada tangannya. Dia mengangkut air dengan qirbah hingga berbekas pada dadanya.
Dan dia menyapu rumahnya hingg berdebu bajunya. Ali r.a. telah membantunya
dengan melakukan pekerjaan di luar. Dia berkata kepada ibunya, Fatimah binti
Asad bin Hasyim :"Bantulah pekerjaan puteri Rasulullah SAW di luar dan
mengambil air, sedangkan dia akan mencukupimu bekerja di dalam rumah : yaitu
membuat adonan tepung, membuat roti dan menggiling gandum."
Tatkala suaminya, Ali, mengetahui banyak hamba sahaya telah datang kepada Nabi
Saw, Ali berkata kepada Fatimah, "Alangkah baiknya bila engkau pergi
kepada ayahmu dan meminta pelayan darinya." Kemudian Fatimah datang kepada
Nabi SAW. Maka beliau bertanya kepadanya :"Apa sebabnya engkau datang,
wahai anakku ?" Fatimah menjawab :"Aku datang untuk memberi salam
kepadamu." Fatimah merasa malu untuk meminta kepadanya, lalu pulang.
Keesokan harinya, Nabi SAW datang kepadanya, lalu bertanya : "Apakah
keperluanmu ?" Fatimah diam.
Ali r.a. lalu berkata :"Aku
akan menceritakannya kepada Anda, wahai Rasululllah. Fatimah menggiling gandum
dengan alat penggiling hingga melecetkan tangannya dan mengangkut qirbah berisi
air hingga berbekas di dadanya. Ketika hamba sahaya datang kepada Anda, aku
menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan dari Anda, yang bisa membantunya
guna meringankan bebannya."
Kemudian Nabi SAW bersabda :"Demi Allah, aku tidak akan memberikan pelayan
kepada kamu berdua, sementara aku biarkan perut penghuni Shuffah merasakan
kelaparan. Aku tidak punya uang untuk nafkah mereka, tetapi aku jual hamba
sahaya itu dan uangnya aku gunakan untuk nafkah mereka."
Maka kedua orang itu pulang. Kemudian Nabi SAW datang kepada mereka ketika
keduanya telah memasuki selimutnya. Apabila keduanya menutupi kepala, tampak
kaki-kaki mereka, dan apabila menuti kaki, tampak kepala-kepala mereka.
Kemudian mereka berdiri. Nabi SAW ... berdiri. Nabi SAW bersabda
:"Tetaplah di tempat tidur kalian. Maukah kuberitahukan kepada kalian yang
lebih baik daripada apa yang kalian minta dariku ?" Keduanya menjawab
:"Iya." Nabi SAW bersabda: "Kata-kata yang diajarkan Jibril
kepadaku, yaitu hendaklah kalian mengucapkan : Subhanallah setiap selesai
shalat 10 kali, Alhamdulillaah 10 kali dan Allahu Akbar 10 kali. Apabila kalian
hendak tidur, ucapkan Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali dan takbir
(Allahu akbar) 33 kali."
Hidup zuhud dan tekun beribadah adalah sifat yang dimiliki Fatimah Azzahra.
Beliau menghayati hubungan yang ikhlas dengan Allah s.w.t. Sifat mulia yang
dimilikinya sebagaimana telah diceritakan oleh Asma binti Umais, “Pada suatu
hari aku berada dirumah Siti Fatimah Azzahra.Tiba-tiba ketika itu Rasulallah
s.a.w. datang ke rumah Siti Fatimah. Ketika itu Sitti Fatimah memakai seuntai
kalung emas pemberian suaminya Imam Ali bin Abi Thalib k.w. Ketika Rasulullah
melihat kalung itu, lalu Nabi s.a.w.bersabda, “Hai anakku apakah engkau bangga
disebut orang sebagai putri Muhammad, sedangkan engkau sendiri memakai
jaababirah ? “(perhiasan yang biasa dipakai oleh putri bangsawan). Ketika itu
juga Siti Fatimah melepaskan kalungnya itu, dan menjualnya. Hasil dari harga
kalung tersebut Siti Fatimah membeli seorang hamba dan hamba tersebut
dimerdekakan. Ketika Rasulallah s.a.w mendengar berita tersebut Nabi s.a.w.
amat bergembira dan mendo’akan Fatimah sekeluarga.
Itulah Sayyidah Fatimah Azzahra, wanita termulia sepanjang jaman. Dia adalah
hasil pendidikan sempurna madrasah Rasulullah Saw. Tidak ada orang yang sangat
mirip jalan, cara bicara, akhlak dan kemuliaanya dengan rasulullah Saw selain
Fatimah. Fatimah adalah sosok sempurna, cerdas, sederhana, berakhlak mulia dan
dibebaskan dari segala dosa. Maka tidak heran kalau Rasul saw bersabda: “Allah
ridha dengan keridhaan Fatimah dan marah karena kemarahannya,” . (Al-Hadits).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.