Pages

Sahabatku

Senin, 14 Januari 2013

Drama - Hilangnya Cintaku yang Kembali
HILANGNYA CINTAKU YANG KEMBALI


            (backsound “Hijau Daun-Suara”)       Cecilia keluar.
Pagi yang dengan semilir anginnya itu menemani kesendirian Cecilia yang sedang duduk termenung di taman sekolah. Entah apa yang dipikirkannya pagi itu tak seorangpun teman-temannya yang sedari tadi melihatnya dari kejauhan dapat menebaknya.(backsound mati)

Dinda  : Ngapain sih tu anak??? (sambil melongok-longokkan kepalanya)
Dicariin dari tadi, eeee… rupanya age ngejogrok di situ… (menunjuk Cecilia  dengan novel yang dibawanya)
Cichi    : Da masalah apa tu anak ya??? (melihat ke arah Livi yang dianggap memang  memiliki sifat yang lebuah dewasa dari kesemuanya dengan harapan Livi mengetahui masalah yang dihadapi Cecilia karena menurut mereka Cecilia lebih suka mendekatkan hatinya ke Livi, begitu juga dengan yang lainnya)
Livi      : ah..eh..heh?? (terbata-bata sambil melihat kesemua teman-teman di sekelilingnya yang sedang serius menatapnya dengan harapan mendapatkan penjelasan yang sedetail-detailnya)
             Kok ngeliatnya seriuz kali gitu sich????
Rara     : Udah gini z!!!! Mendingan kita Tanya z langsung ama Cecilnya..
              (Menarik salah dua tangan temannya yang juga turut diikuti oleh teman-temannya yang lain. Ibarat rantai tersambung,itulah tangan-tangan mereka)


            Setibanya mereka di hadapan Cecilia.
Chiara  : Hei kawan!!! Ngapa sich??? Suntuk kali tuh kening…
              (Menunjuk kening temannya yang sedari tadi termenung itu)
Cecilia : Paa’an sich???? Ganggu orang lagi ngapal aza!!!!
              (memanyunkan bibirnya)
Vanda : Oloooohh….. Guaea mak!!! (menarik hidung Cecilia hingga kelihatan merah)
Cecilia : Waduww…. (memegang hidungnya)
              Ne age…. papa’an shi???? (melototkan matanya kea rah Vanda hingga hampir mau keluar)
Cichi    : Kau kenapa sob????? (merangkul pundak teman kecilnya itu)
              Kami siapamu? Apa kami cuma tokoh figuran di cerita hidupmu???
              Sampe-sampe kau gag mau cerita age ma kami??
              Mank bunga-bunga ni bisa dengeri curhatanmu??
             Hakh??
Cecilia : Aku mau dipindahin sekolah sama orang tua aku.! (menundukkan kepalanya  hingga ia hamper meneteskan air mata)
           
                        Semua temannya itu saling bertatapan heran.Sedetik kemudian temannya yang terkejut tadi secara bersamaan…
: APAAAAAA??????? (mendekatkan wajah mereka ke wajah temannya yang masih tertunduk itu dan dengar suara yang cukup membuat semua siswa lainnnya yang juga sedang berada di sekitar itu melihat ke arah mereka semua)
Dinda  : Kapan? (dengan nada yang cukup speed seperti hamper tak jelas didengar)
Cecilia : Besok! (dengan gumaman suara yang sangat lemas yang kalau temannya itu tidak benar-benar menyimak dan memperhatikan gerak-gerik mulutnya mungkin yang terdengar bukannya “BESOK” tetapi “BESEK”)
Cichi    : Dan kau gag mau kasih tau aku?? (dengan paras kecewa)
              11 tahun kita temenan..11 tahun Cil!!! (memainkan jari-jemarinya hingga terhitung angka 11)
Cecilia : Aku juga baru tahu dua hari yang lalu. Aku belum mau ngasih tau ke kalian dulu karena aku rasa aku masih punya waktu untuk ngebujuk orang tuaku. Tapi ternyata gag bisa.
Rara     : Mank kau pindah kemana?
Cecilia : Jogja! (menunjukkan tiket pesawatnya dan meletakkan jari telunjuknya pada tulisan “YOGYAKARTA”)
Vanda : Sejauh ini Cil? (mengambil tiket itu dan memandangi kata “YOGYAKARTA” itu)
Livi      : Kau balik kemari lagi kan? Untuk kami! (dengan tatapan mata yang penuh harapan kalau-kalua Cecilia akan mengatakan “IYA” dengan sangat secepatnya)
Cecilia : Butuh bantuan waktu uuntuk itu Liv! Karena hanya waktulah yang dapat menjawabnya…(menunjukkan jam tangan yang ssedang mengelilingi pergelangan tangan kirinya)

                        Mendengar penuturannya itu semua teman-temannyapun merangkulnya. Sedangkan dari kejauhan terlihat satu sosok siswa yang sangat cermat memperhatikan gerak-gerik ketujuh siswi itu. Melihat siswi yang berada di tengah itu menangis, ia pun langsung berlari menghampiri kerumunan itu.

Abi      : Ada apa ini? (menarik bahu Chiara yang sedikit menutupi Cecilia)
Cecilia : Abi? (mengusir air matanya yang menggenangi pipinya)
Abi      : Ada apa shi ini Cil? (dengan tatapan rasa ingin tahu yang sangat penuh dan tajam)
Cecilia : A..Aku.u..(terbata-bata smabil menatap seluruh wajah teman-temannya dengan mengharapkan bantuan dari mereka untuk menjelaskan semuanya kepada Abi, yang berhasil menduduki posisi sebagai pacar Cecilia)
Abi      : Kenapa? Ada apa dengan dia? (sedikit membentak teman-teman Cecilia dengan berusaha mengorek semua kejelasan itu)
Dinda  : Hhhemmmm(menarik napas panjang). Mending kau ikut aku(sambil menggelengkan kepalanya dan mengarahkan jempol kanannya ke arah kantin)
Abi      : hHhhHMMM…(mengikut menarik napas panjang dan berjalan meninggalkan tempat tersebut menuju kantin tanpa menghiraukan apakah Dinda mengikuti langkah kakinya atau tidak)

            Tiba-tiba bel pertanda waktu istirahat pertamapun berhenti.Dari kejauhan Dinda mengisyaratkan ke enam temannya itu agar masuk ke kelas duluan.
            Sementara kedua murid itu masih ngejogrok di kantin belakang sekolah. Dan Abi yang dengan tidak sabarnyapun langsung membuka tertib acara layaknya protocol Upacara Pengibaran Bendera tiap hari Seninnya.
Abi      : Cepat ceritain!! (mengguncang bahu Dinda)
Dinda  : Kasar banget shi! (mengusir tangan Abi dan memanyunkan bibirnya)
Abi      : Muph! (memamerkan jari telunjuk dan jari tengahnya)
Dinda  : Cecil mau pindah sekolah! Dan…(belum selesai bicara Abi sudah memotongnya terlebih dahulu)
Abi      : Yaaa’eLLaaaaa…(memukul meja kantin). Gitu z pake acara tangis-tangisan. Mank kita semua gag bisa apa njumpai dia di rumahnya? (sambil mengupas bungkus polong mas yang memang sudah disediakan di tiap meja kantin itu)
Dinda  : Nih anak…….(menggumam). (secepat kemudian dia pun langsung merampas bungkusan polong mas tersebut dan menyiramkannya ke atas kepala Abi) HEKH!! Dasar cunguk! Aku tuh Lon ciap ngomong tau!!!! (sedikit berbisik karena takut ada guru yang mendengar dan mengetahui perundingan serta persembunyian mereka)
Abi      : Sorry age!! (mengatupkan kedua tangannya)
Dinda  : Dia tuh gag hanya pindah sekolah… Tapi juga pindah rumah ke Jogja dan itu berarti kita semua gag akan jumpa dia lagi.! Forever dan Ever! (soundtrack “Laagu Terbaru-Khayal Band”)

Abi      : Cil! (matanya menerawang jauh antara marah karena tidak mendengar penuturan itu langsung dari mulut Cecilia atau sedih karena akan kehilangan Cecilia untuk jarak yang cukup jauh..”Yogyakarta”)
(soundtrack “Laagu Terbaru-Khayal Band”)
(soundtrack “Laagu Terbaru-Khayal Band”)
Tanpa ada basa-basi lagi dia langsung lari ke kelas Cecilia dan permisi pada guru untuk mengizinkan Cecilia untuk keluar sebentar.Hingga akhirnya merekapun kini berada di bawah pohon belakang sekolah.
Abi      : Cil,kenapa? Kenapa Cil? (melutut di hadapan Cecilia yang duduk di sebuah bangku yang sengaja dibuat tukang kebun di sekolah itu untuk anak-anak murid yang sedang menonton sepak bola).
Cecilia : Aku gag punya keberanian untuk kasih tau itu semua ke kamu.(backsound mati) Dan jangankan kamu,kawan-kawan aku z gag ada yang aku kasih tau satu orangpun.Baik itu Livi teman sandaran curhatku ataupun Cichi kawan kecil aku selama 11 tahun.
           
            (backsound “Richard Marx-Right Here Waiting For You”) 
Sebelum masuk lagu backsound mati
Sesaat kemudian mereka hanya terdiam hingga akhirnya bel pulang sekolahpun berbunyi.Semua murid-muridpun pada berhamburan dari dalam kelas menuju ke parkiran dan ada pula yang langsung berjalan menuju ke gerbang sekolah untuk menunggu jemputan.Begitu pula dengan Cecilia yang langsung berlari menuju kelas untuk mengambil tas meninggalkan Abi yang masih berdiri mematung.Masih terlihat oleh Abi gerak-gerik jalan Cecilia yang terus menelusuri koridor sekolah.
Sehilangnya Cecilia dari penglihatannya barulah ia berjalan dengan sangat malasnya menuju kelas untuk mengambil tas ranselnya yang merupakan pemberian dari Cecilia waktu dia berulang tahunn yang ke-12 pada akhir bulan yang lalu.Setelah diambilnya ia pun langsung menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda motornya yang sengaja diparkirkan di pinggir parkiran agar lebih mudah untuk keluar.


            Setelah ia sampai di gerbang sekkolah. Dilihatnya Cecilia yang tengah melongok-longokkan kepalanya             seperti mencari-cari seseorang yang menjemputnya.
Abi      : Cil,ayo!(sambil menepuk-nepuk jok sepeda motornya)
Cecilia : Aku dijemput ayah,Abi. (menundukkak kepalanya menahan rasa tangis)
Abi      : Ayah kan tau kalau setiap harinya itu aku yang antar kamu,Cil.
           
            Tiba-tiba dari kejauhan tampaklah seorang ayah yang berwajah sedikit garang menghampiri anak perempuannya.
Cecilia : Ayah udah datang. Aku pulang duluan.
Abi      : (hanya mengangguk sambil memandang seakan-akan matanya ituterus mengikuti perputaran roda sepeda motor yang dikendarai Cecilia.


            Tiba-tiba acara keberangkatan pesawat dimajukan.Mereka terpaksa pergi malam ini juga.Dan betapa bertambah terkejutnya hati Cecilia mendengar penuturan Ayahnya itu.
Cecilia : Bagaimana nasib persahabatanku ini? (sambil terus menyusun baju-bajunya ke dalam koper)
           
            Triiiing…..Tiba-tiba terdengar suara HP dari atas meja belajar. Ceciliapun langsung melompat dari tempat tidur dan membaca SMS tersebut.
Cecilia : “Abi dan kawan-kawan yang lain boleh ke rumah Cili?” (membacakan SMS)
              Haduuuh…..Mau aku jawab apa?
              “Jangan! Aku lagi belajar!” (membalas SMS dari Abi)

            Tiba-tiba dari luar kamar terdengar suara ibunya.
Ibu       : Cili, udah siap Cil? Cepatan yia nak! Ayahmu udah nunggu di bawah tuh!
              (sedikit menjerit agar Cili yang di dalam dapat mendengar)
Cecilia : Ooh…Ia,bu! (dengan tergesa-gesa membawa kopernya turun kebawah,dilihatnya foto dia bersama teman-temannya yang ditempelnya di karton) Aku harus beritahu kawan-kawanku!
            (mengetik SMS) “Jumpai aku di airport!”







Sementara di seberang sana.
(backsound suara “deng-deng..deng-deng..”)           
Cichi    : Wouuw…Gila! Cili udah di airport! (menunjukkan SMS itu ke Abi)
Abi      : Ciliiiiiii….Apa-apaan age chi iini??? (memeras-meras rambut yang ada di kepalanya)
Dinda  : Cepatan! (mengguncang bahu Abi)
Abi      : Ngapain?
Dinda  : Yiia kejar dia lah bego’! (mendorongkan jari telunjukknya ke kepala Abi dengan sedikit keras hingga kepala Abi terpelanting ke belakang meninggalkan tubuhnya yang masih berdiri di situ)

(backsound “SO7-Melompat Lebih Tinggi”)
Lalu dengan sigapnya ketujuh anak itupun langsung menuju ke airport.


            Setibanya mereka di airport.Terlihatlah seorang ayah dan ibu sedang membenah-benahi pakaian dan koper mereka.Sementara itu tepat di pojok airport tampak seorang Cecilia yang sedang menunggu-nunggu seseorang,yaitu ketujuh sahabatnya.
Dengan tidak membuang-buang waktu merekapun langsung berlari ke arah pojok airport tersebut.
Cichi    : Semendadak ini? (menarik kepala Cecilia hingga yang tadinya menoleh kanan hingga bertukar menjadi arah kiri)
Cecilia : Sob! (berusaha memeluk semua temannya dan kemudian melepaskannya kembali) Akankah ini menandakan kalau-kalau persahabatan kita hanyalah sampai di sini?
Rara     : Apa-apan shi Cil? Kau sendiri yang bilang semalam kan kalau kita butuh waktu untuk ngejawab semua ini. Dan kami yakin kalau suatu saat nanti waktu itu akan datang kembali. Gag tau kapan shi. Tapi pasti. Karena kita udah satu hati.

Lalu Abi pun keluar dari  balik badan Livi.
Abi      : Aku akan menunggumu,Cil! Sampai kapanpun itu!
Cecilia : Abi….(meneteskan air mata)

            Sesaat itu pula kedua orang tua Cecilia menghampirinya.
Ayah   : Lho! Kalian di sini rupanya?
Chiara  : Eh, Oom…Tante..Ia nih….Kami mau liat Cili..
Ibu       : Abi, Cili harus pergi! (memegang lengan Abi)
Abi      : HhHmmm...(menarik napas panjang) Ia Tante, aku ngerti posisi dia dan posisi Oom Suryo

            Tiba-tiba terdengar pula suara….
            “ Kepada para penumpang agar segera…..”
Ayah   : Nah itu dia! (menunjukkan tangannya ke langit-langit airport)
              Sudah saatnya!
Ibu       : Ayo Cili!
Cecilia : (berdiri)

            (backsound “Pasto-Aku Pasti Kembali)        
Sesaat itu kemudian keenam shabatnya itupun langsung histeris memeluknya.
Cichi    : Kita sahabatan gag cuma sampe umur 11 tahun z kan Cil?
Livi      : Kau masih mau dengar nasehatku kan? Masih mau curhat ama ku kan?
Dinda  : Kau masih mau ngerepotin aku kan Cil? Aku mau kok direpotin ama kau!
Rara     : Aku masih boleh nyontek Cil? Eh…ngomong-ngomong besok ada tugas lo dari mom Fitri. Pasti dia nyariin kau….
Chiara  : Kau masih mau aku antar pulang? Hari ini aku gag bawa motor shi…Tapi besok bakalan aku bawa,Cil…Tapi kita ngejogrok dulu di warung es krim yang biasa kita singgahi itu lo. Katanya es krimnya ada yang keluaran baru lo. Rasa timun.
Vanda : Aku mesti becanda dan gila-gilaan sama siapa lagi,Cil?
Cecilia : Jangan putus kominikasi ya Sob!

           

(backsound “Stinky-Mungkinkah”)
Lalu diapun menghampiri Abi.
Cecilia : Aku pasti pulang!
Abi      : Aku tunggu!

            Hanya itu perbincangan terakhir mereka.Sejenak itu Cecilia kembali ke arah belakang dan langsung memeluk erat sahabat-sahabatnya lagi.
Dengan lambaian ia meninggalkan tempat itu.

           

5 Tahun  Kemudian

            Tepatnya ketika ia berumur 16 tahun.Ia pun kini telah kembali Menjadi sosok anak SMA.Ia datang ketika kawan-kawannya sedang duduk-duduk di kantin sekolah.Yang memang mereka semua sengaja untuk masuk ke sekolah yang sama agar bisa terus bersama sampai kembalinya seorang Cecillia lagi di tengah-tengah mereka.
Dan memang mereka selalu menyediakan satu bangku kosong untuk Cecilia dengan harapan ketika Cecilia datang ia langsung bisa duduk di tempat itu.
Pucuk dicinta ulampun tiba.Dengan terus berlari dia menghampiri sahabat-sahabatnya itu.
Chiara  : (melihat Cecilia yang sedang berlari menghampiri mereka)
Ci..Ci…Ciiil….Ciliiiii!!! (ikut berlari tanpa ada niat mengajak teman-temannya yang lain untuk ikut bersamanya mengejar Cili)

Secepat kilat semua teman-temannya yang lainpun langsung membalikkan badan dan melihat ke arah mana pokok perhatian.
Semua : Ciliiiiiiii~~~~~~~!!!!!! (ada yang melompat sampai terjatuh)
Cichi    : Apa kabar? Kenapa 1 tahun belakangan kau gag da yang nyambung komun kami? Mau ngelupain kami?
Cecilia : Bukan gitu. Di sana pulsa terlalu mahal. Akupun sengaja untuk kasih kejutan untuk kalian.
Rara     : Eh, kau kok pake simbol sekolah ini? Sekolah di sini juga?
Cecilia : (hanya menganggukkan kepalanya berulang-ulang kali)
Livi      : Selamat datang ya di sekolah ini!
Dinda  : Sekolahmu yang baru!
Vanda : Mana oleh-olehnya? Katanya chi gudeg Jogja enak Lo0…..(memainkan mata kirinya dengan centil)
Chiara  : Huuuuuuh…..Dasar…..Ini z udah oleh-oleh yang cukup berharga tau!
Cecilia : Mana Abi? Aku mau kasih kejutan juga buat dia. (melihat wajah semua teman-temannya secara berganti-gantian)

            Namun semua temannya itu hanya saling lirik-lirikan dan tidak ada yang menjawab satupun.Melihat kejadian yang tidak asyik itu akhirnya ia memutuskan untuk mencari Abi sendiri.

Iapun langsung mencari lapangan sepak bola karena ia tahu bahwa Abi pasti ada di sana.Karena dari SD dulupun Abi memang hobbi sekali bermain sepak bola.Ternyata yang dipirkannya tidaklah salah.Hanya saja yang dilihatnya bukanlah Abi yang sedang bermain bola melainkan Abi yang sedang duduk berduaan entah dengan siapa yang dia sendiripun tidak mengenal sosok siswi itu.
Cecilia : Abi.!
Abi      : Eh,Cil! (terkejut) Kapan balik? Kok gag pernah ada kabar lagi shi selama 3 tahun belakangan? Oh yia, kenalin! (menarik tangan perempuan yang di sampingnya)
Varra   : Varra!
Cecilia : (mencoba menyambut uluran tangan dari perempuan yang didengarnya tadi bernama Varra) Cecilia!
Varra   : Oooh! Jadi kamu yah yang 5 tahun lalu sempat jadi pacarnya Abi?
              (menokokkan pojok mata kanannya dengan jaari telunjuk kanannya)
              Yoda deh, kenalin lagi! (mengulurkan tangan kanannya kembali)
 Pacar pertama dan pacar sekarang Abi! (dengan sinisnya)
Cecilia : Hhhhmmmm….(menyambut uluran tangan itu dengan senyum sinis namun tenang)  Kenangan indah Abi!
Abi      : Ya udah! Kami pergi dulu ya,Cil! (menarik tangan Varra)

            Merekapun langsung pergi tanpa menunggu jawaban yang keluar dari mulut Cecilia.Sesaat itupun teman-temannya langsung menghampirinya.
Vanda : Sabar! (merangkul pundak Cecilia)
Cecilia : 5 tahun aku jaga perasaanku dari cowok laen. 5 tahun. …!
Cichi    : Kau masih punya harapan yang lain.
Cecilia : Aku akan coba untuk hapus kenanganku bersamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.