PSIKOLOGI
GESTALT
A. Pengertian Psikologi Gestalt
Psikologi
Gestalt berasal dari
bahasa Jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi atau bentuk yang utuh.
B.
Aplikasi Prinsip Gestalt
1. Belajar
Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami
proses belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah
proses belajar terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap
suatu problem. Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain:
a. Pengalaman menilik (insight),
yaitu bahwa proses menilik memegang peranan penting dalam perilaku yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau peristiwa.
b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful
learning), yaitu bahwa kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang
pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu
unsur, maka akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.
c. Perilaku bertujuan (purposive
behavior), yaitu bahwa perilaku terarah pada tujuan.
Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan
stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan
yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai
arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
d. Prinsip ruang hidup (life
space), yaitu bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya
memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta
didik.
e. Transfer dalam Belajar, yaitu
pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi
lain. Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap
prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk
kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain.
Keseluruhan ini memberikan beberapa prinsip belajar yang
penting, antara lain :
1. Manusia bereaksi dengan lingkunganya
secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik,
emosional,sosial dan sebagainya
2. Belajar adalah penyesuaian diri
dengan lingkungan.
3. Manusia berkembang sebagai
keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala
aspek-aspeknya.
4. Belajar adalah perkembangan kearah
diferensiasi ynag lebih luas.
5. Belajar hanya berhasil, apabila
tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
6. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada
kemauan untuk belajar, motivasi membei dorongan yang mengerakan seluruh
organisme.
7. Belajar akan berhasil kalau ada
tujuan.
8. Belajar merupakan suatu proses bila
seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
2. Insight
Pemecahan masalah secara jitu muncul setelah adanya proses
pengujian berbagai dugaan/kemungkinan. Konsep insight ini adalah
fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh Kohler dalam eksperimen yang
sistematis.
Timbulnya insight pada individu tergantung pada :
a. Kesanggupan
Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan inteligensi individu.
b. Pengalaman
Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu pengalaman
dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya insight.
c. Taraf kompleksitas dari suatu situasi
Semakin kompleks masalah, maka akan semakin sulit untuk
diatasi.
d. Latihan
Latihan yang rutin akan meningkatkan kemampuan insight
dalam situasi yang bersamaan
e. Trial and Error
Apabila seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah,
seseorang akan melakukan percobaan-percobaan hingga akhirnya menemukan insight
untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Memori
Hasil persepsi terhadap objek meninggalkan jejak ingatan.
Dengan berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan
prinsip-prinsip organisasional terhadap objek. Penerapan prinsip Good Form
seringkali muncul dan terbukti secara eksperimental. Secara sosial, fenomena
ini juga menjelaskan pengaruh gosip/rumor. Fenomena gosip seringkali berbeda
dengan fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai suatu informasi oleh
seseorang kemudian diteruskan kepada orang lain dengan dengan dilengkapi oleh
informasi yang relevan walaupun belum menjadi fakta atau belum diketahui
faktanya.
C.
Implikasi Gestalt
1. Pendekatan Fenomenologis
Fenomenologi adalah deskripsi
tentang data yang berusaha memahami dan bukan menerangkan gejala-gejala.
Fenomenologi kadang-kadang dipandang sebagai suatu metode pelengkap untuk
setiap ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan mulai dengan mengamati apa
yang dialami secara langsung.
2. Pandangan Gestalt
Pandangan ini menyempurnakan aliran behaviorisme dengan
menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher
mental process. Tokoh-tokohnya yaitu Tolman (dengan Teori Sign Learning)
dan Kohler (eksperimen menggunakan simpanse sebagai hewan percobaan).
D.Hukum
– hukum Belajar Gestalt
Pragnanz
adalah suatu keadaan yang seimbang. Setiap hal yang dihadapi oleh individu
memiliki sifat dinamis yaitu cenderung untuk menuju keadaan Pragnanz tersebut.
Empat hukum tambahan yang tunduk kepada hukum pokok, yaitu :
1.
Hukum keterdekatan
Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat
cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
2.
Hukum ketertutupan
Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan
totalitas tersendiri.
3.
Hukum kesamaan
Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita
persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.
4.
Hukum kontinuitas
Orang akan cenderung mengasumsikan pola kontinuitas pada
objek-objek yang ada.
E. Penerapan Teori Gestalt dalam Proses Belajar
Prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt yaitu:
a. Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan
pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya.
b. Belajar adalah suatu proses perkembangan
Materi dari belajar dapat diterima
dan dipahami dengan baik jika individu tersebut telah cukup matang untuk
menerimanya. Kematangan dari individu dipengaruhi oleh pengalaman dan
lingkungan individu tersebut.
c. Siswa sebagai organisme keseluruhan
Dalam proses belajar, tidak hanya
melibatkan intelektual tetapi juga emosional dan fisik individu.
d. Terjadinya transfer
Tujuan dari belajar adalah agar
individu memiliki respon yang tepat dalam suatu situasi tertentu. Apabila satu
kemampuan dapat dikuasai dengan baik maka dapat dipindahkan pada kemampuan
lainnya.
e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Proses belajar terjadi ketika
individu mengalami suatu situasi baru. Dalam menghadapinya, manusia menggunakan
pengalaman yang sebelumnya telah dimiliki.
f. Belajar dengan insight
Dalam proses belajar, insight
berperan untuk memahami hubungan antarunsur yang terkandung dalam suatu
masalah.
g. Belajar lebih berhasil jika berhubungan dengan minat,
keinginan, dan tujuan siswa. Hal ini tergantung pada kebutuhan individu dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga hasil dari belajar dapat dirasakan manfaatnya.
h. Belajar berlangsung terus-menerus
Belajar tidak hanya terjadi di
sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Belajar dapat diperoleh dari
pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu setiap waktu.
PSIKOANALISIS
Sigmund
Freud, pemula cikal bakal psikoanalisa, dilahirkan tahun 1856 di kota Freiberg yang kini
terletak di Cekoslowakia, tetapi tadinya termasuk wilayah Kerajaan Austria .
Tatkala dia berumur empat tahun, keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia
menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud seorang mahasiswa yang jempolan di
sekolahnya, meraih gelar sarjana kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881.
Selama sepuluh tahun berikutnya dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang
psikologi, membentuk staf klinik psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang
neurologi, bekerja di Paris
bersama neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef
Breuer orang Wina.
Sumbangsih Freud dalam bidang teori
psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya.
Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap
manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan
omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga
menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud
mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit
kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia
juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan
rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan,
sublimasi dan banyak lagi. Tulisan-tulisannya menggugah kegairahan bidang teori
psikologi. Banyak gagasannya yang kontroversial sehingga memancing perdebatan
sengit sejak dilontarkannya.
Freud mungkin paling terkenal dalam
hal pengusulan gagasan bahwa gairah seksual yang tertekan sering menjadi
penyebab penting dalam hal penyakit jiwa atau neurosis. (Sesungguhnya, bukanlah
Freud orang pertama yang mengemukakan masalah ini meski tulisan-tulisannya
begitu banyak beri dorongan dalam penggunaan lapangan ilmiah). Dia juga
menunjukkan bahwa gairah seksual dan nafsu seksual bermula pada saat masa
kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa.
Berhubung banyak gagasan Freud masih
bertentangan satu sama lain, amatlah sulit menempatkan kedudukannya dalam
sejarah. Dia merupakan pelopor serta penggali, dengan bakat serta kecerdasan
luar biasa yang menghasilkan pelbagai gagasan. Tetapi, teori-teori Freud (tidak
seperti Darwin
atau Pasteur) tak pernah berhasil peroleh kesepakatan dari masyarakat ilmuwan
dan teramat sulit mengatakan bahwa bagian-bagian mana dari gagasannya yang
akhirnya dapat dianggap sebagai suatu kebenaran.
Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan-gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.
Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan-gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.
Memang betul, psikoanalisa merupakan
cara penyembuhan yang teramat mahal dan amat serius dan pula tidak berhasil
apa-apa. Tetapi, juga betul teknik itu meraih sukses-sukses besar. Para psikolog di masa depan berkesimpulan bahwa keinginan
seksual yang tertekan akan semakin penting peranannya dalam tingkah laku
manusia daripada anggapan para penganut faham Freud. Tetapi, gairah ini sudah
pasti punya saham besar dari anggapan sebagian psikolog sebelum Freud. Begitu
pula, mayoritas psikolog kini yakin bahwa proses mental bawah-sadar memegang
peranan yang menentukan dalam tingkah laku manusia, sesuatu hal yang diremehkan
orang sebelum Freud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.