Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir
yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun
asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti
koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan
tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan
sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Tanda baca
sepadan dengan jeda.
B. CIRI-CIRI KALIMAT
Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima
ciri tesebut ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri
dalam hubungannya dengan kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan
berakhirnya intonasi. Kelima ciri tersebut ialah ciri umum sebuah kalimat.
kalimat yang memenuhi kelima ciri tersebut ialah kalimat bahasa Indonesia , namun hal itu belum menjamin bahwa
kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia
baku .
Contoh kalimat:
di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak
yang bertikai di Poso.
Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat
diatas. Hal itu karena tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut.
Ciri kalimat baku menurut Susilo (1990:4),
yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari
kontaminasi, bebas dari interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai
dengan lafal bahasa Indonesia .
Kalimat yang baik juga harus komunikatif dan cermat dilihat dari kaidah bahasa,
nalar, dan ketersampaian pesan.
C. BAGIAN
KALIMAT
A. Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat yang menentukan
kejelasan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi: (1)
membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk, (2)
memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran, (4) menegaskan makna, (5)
memperjelas pikiran ungkapan, dan (6) membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek:
a.
jawaban apa atau siapa,
b.
didahului kata
bahwa,
c.
berupa kata atau
frasa benda (nominal),
d.
disertai kata ini, atau
itu,
e.
disertai pewatas yang,
f.
kata sifat
didahului kata si atau sang,
g.
tidak didahului
preposisi,
h.
tidak dapat
diingkarkan dengan kata tidak, tetapi
dapat dengan kata bukan.
B. Predikat
Keberadaan
predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal,
kalimat luas, kalimat majemuk (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas
pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat,
(3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, (5) sebagai sebutan.
Ciri-ciri predikat:
a.
jawaban mengapa, bagaimana,
b.
dapat diingkarkan
dengan tidak atau bukan,
c.
dapat didahului
dengan keterangan aspek,
d.
dapat didahului
keterangan modalitas,
e.
tidak didahului
kata yang
f.
didahuli kata adalah, ialah, yaitu, yakni,
g.
dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau
bilangan.
C. Objek
Objek
berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2)
memperjelas makna kalimat, (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri objek:
a.
berupa kata
benda,
b.
tidak didahului
kata depan,
c.
mengikuti secara
langsung di belakang predikat transitif,
d.
jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif, dan
e.
dapat menduduki
fungsi subjek apabila kalimat itu dipasif-kan.
D. Pelengkap
Pelengkap
adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek,
dan melengkapi struktur kalimat.
Ciri-ciri pelengkap:
a.
bukan unsur
utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap
informasinya,
b.
terletak di
belakang predikat yang bukan kata kerja transitif.
E.
Keterangan
Keterangan
kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.
Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas.
Ciri-ciri keterangan:
a.
bukan unsur utama
kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas dan tidak
lengkap,
b.
tidak terikat
dalam posisi penempatannya,
c.
dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab,
akibat, syarat, cara, posesif,
d.
dapat berupa keterangan tambahan dan dapat berupa aposisi.
F. Konjungsi
Konjungsi
adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan (merangkai) unsur-unsur
kalimat dalam sebuah kalimat, sebuah kalimat dengan kalimat lain, dan sebuah
paragraf dengan paragraf lain.
G. Modalitas
Modalitas dalam sebuah kalimat sering disebut
keterangan predikat yang dapat mengubah keseluruhan makna sebuah kalimat.
Modalitas berfungsi: mengubah nada dan menyatakan sikap.
D. STRUKTUR
KALIMAT
Pola Kalimat
a. Pola Kalimat Dasar
Pola kalimat dasar
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
b. Pola Kalimat Majemuk
Pola kalimat majemuk terdiri dari
kalimat majemuk setara dan bertingkat.
E. JENIS-JENIS KALIMAT
Kalimat memiliki beberapa jenis yang membedakannya,
yaitu:
Berdasarkan
Pengucapan
- Kalimat Langsung ialah kalimat yang secara cermat menirukan suara
orang lain. Cirinya adalah 2 tanda petik ("..."), kalimat
langsung tidak hanya berupa kalimat pernyataan tapi juga dapat berupa
kalimat perintah dan kalimat tanya.
- Kalimat Tak
Langsung ialah kalimat yang
mengalami perubahan dari kalimat langsung yang menggunakan tanda petik, ke
bentuk berita yang tidak menggunakan tanda petik.
Berdasarkan
Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
1. Kalimat Tunggal
ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari subjek
dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat
tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola
pembentukannya.
- Kalimat Majemuk ialah Kalimat majemuk merupakan kalimat yang
terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, yang saling berhubungan baik
secara kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas
3 jenis:
1. Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat
tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara. Kalimat majemuk
setara dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian, yaitu:
1. Kalimat majemuk setara penggabungan ialah jenis
kalimat yang dapat diidentifikasi dengan adanya kalimat yang dihubungkan dengan
kata “dan” atau “serta”.
2. Kalimat majemuk setara pertentangan ialah jenis
kalimat majemuk yang dihubungkan dengan kata “tetapi”, “sedangkan”,
“melainkan”, “namun”.
3. Kalimat majemuk setara pemilihan ialah jenis kalimat
majemuk yang didalam kalimatnya dihubungkan dengan kata “atau”.
4. Kalimat majemuk setara penguatan ialah jenis kalimat
yang mengalami penguatan dengan menambahkan kata “bahkan”.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat
unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola
yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi),
kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10 macam, yakni:
1. Waktu, misal: ketika, sejak, saat ini.
2. Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh
sebab itu. Akibat, misal: hingga, sehingga, makaSyarat, misal: jika, asalkan,
apabila. Perlawanan, misal: meskipun, walaupun. Pengandaian, misal: andaikata,
seandainya. Tujuan, misal: agar, supaya, untuk. Perbandingan, misal: bagai,
laksana, ibarat, seperti. Pembatasan, misal: kecuali, selain.
3. Alat, misal: (dengan + Kata Benda) dengan mobil, dll.
4. Kesertaan, misal: dengan + orang.
3. Kalimat Majemuk Campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan
antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal
pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Berdasarkan
Isi atau Fungsinya
- Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan
perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam
bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi yang tinggi, sedangkan pada
bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).
Beberapa bentuk kalimat perintah :
1. Kalimat Perintah Permintaan,
2. Kalimat Perintah Larangan,
3. Kalimat Perintah Ajakan,
- Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau
menginformasikan sesuatu. Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan
tanda titik (.) dan dalam pelafalannya kalimat ini akan diakhiri dengan
intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan
pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat berita ini.
Beberapa bentuk kalimat berita:
1. Kalimat Berita Kepastian,
2. Kalimat Berita Pengingkaran,
3. Kalimat Berita Kesangsiang,
4. Kalimat Berita Bentuk Lain,
- Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi, biasanya kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya
(?). Kata Tanya yang sering digunakan untuk membuat kalimat Tanya ini
ialah bagaimana, dimana, kemana, kapan, berapa, siapa, mengapa.
- Kalimat Seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan
perasaan. Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi,
sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda
seru (!) atau tanda titik (.).
Berdasarkan
Unsur Kalimat
Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
- Kalimat Lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki
sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas juga bisa dikategorikan
sebagai kalimat lengkap.
- Kalimat Tak
Lengkap adalah kalimat yang
tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa
sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya berupa
objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering
dipakai untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan,
jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Berdasarkan
Pola Subjek - Predikat
Kalimat yang dilihat dari struktur Subjek &
Predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
- Kalimat Versi
Kalimat versi ini dicirikan dengan adanya kata
predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya dipakai untuk penekanan
atau ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat versi
merupakan tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula
yang akan menimbulkan suatu kesan pada pendengarnya.
- Kalimat Inversi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang sesuai dengan
susunan pola kalimat dasar Bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Berdasarkan
Gaya Penyajiannya
Berdasarkan gaya
penyajiannya kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
- Kalimat yang
melepas
Kalimat ini akan terwujud jika kalimat majemuk diawali
dengan induk kalimat (kalimat utama) dan diikuti oleh anak kalimat. Gaya penuilisan itu disebut gaya penyajian melepas.
- Kalimat yang
klimaks
Kalimat ini akan terbentuk jika anak kalimat berada di
awal kalimat majemuk dan diikuti oleh kalimat utama (induk kalimat).
- Kalimat yang
berimbang
Kalimat ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat
majemuk setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian seperti ini ialah untuk
memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Berdasarkan
Subjeknya
Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu:
- Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya
melakukan suatu tindakan (pekerjaan). Untuk predikatnya sendiri dalam kalimat
ini berupa kata kerja yang berawalan “me-“ dan “ber-“, selain itu juga dapat
berupa kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan “me-“ seperti: mandi,
pergi, dll (kecuali makan & minum)
Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
·
Kalimat Aktif
Transitif adalah kalimat yang dapat
diikuti oleh objek penderita. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan selalu
dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.
·
Kalimat Aktif
Intransitif adalah kalimat yang tidak
dapat diikuti oleh objek penderita. Predikat pada kalimat ini biasanya
berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
·
Kalimat Semi
Transitif adalah jenis kalimat yang
tidak dapat dirubah kedalam bentuk pasif, hal itu dikarenakan adanya unsur
pelengkap bukannya objek.
- Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan
suatu tindakan. Kalimat bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang
berawalan “di-“ dan “ter-“ dan diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dapat
dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:
·
Kalimat Pasif
Biasa adalah kalimat pasif yang
terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk predikatnya sendiri selalu berawalan
dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.
·
Kalimat Pasif
Zero adalah kalimat yang unsur objek
pelaku berdekatan dengan unsur objek penderita tanpa ada sisipan dari kata yang
lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran “-kan ” sehingga membuat awalan “di-“
menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan kata dasar yang
bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja yang tidak
bisa menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.
Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.